Selasa, 09 Januari 2024 – 13:23 WIB
Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi. Foto: arsip JPNN.com/Ricardo
jpnn.com, JAKARTA – Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan ketidaknetralannya di Pilpres 2024.
Penilaian Ari itu merujuk pada video tentang Jokowi membagi-bagikan bantuan di dekat baliho bergambar Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Serang, Banten, Senin (8/1/2024).
Menurut Ari, keberadaan baliho Prabowo-Gibran di lokasi Jokowi membagikan bantuan tersebut kontras dengan spanduk bergambar Ganjar Pranowo – Mahfud MD di Gianyar, Bali, yang dipereteli saat Presiden Ketujuh RI itu datang berkunjung.
“Jokowi pasti tahu dan kenapa diam melihat kejadian yang kontras baik di Gianyar maupun di Serang, itu karena anaknya sendiri ikut maju. Dia tidak bisa netral karena berkepentingan dengan majunya Gibran sebagai cawapresnya Prabowo,” ujar Ari melalui layanan pesan, Selasa (9/1/2024).
Mantan wartawan yang kini menjadi dosen di berbagai perguruan tinggi itu menyebut Jokowi telah menjadi contoh buruk dalam praktik kenegaraan di negeri yang seharusnya demokratis.
Menurut Ari, pola seperti itu mirip yang terjadi di era Orde Baru saat mertua Prabowo, Presiden Soeharto, berkuasa.
“Perilaku Jokowi sudah melebihi level mertuanya Prabowo dan itu tidak baik,” tutur Ari.
Peraih gelar doktor ilmu komunikasi dari Universitas Padjadjaran itu mengingatkan Jokowi sebagai presiden bisa bersikap netral.
Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi menilai aksi Jokowi bag-bagi bantuan di dekat baliho Prabowo-Gibran menunjukkan ketidaknetralan Presiden Ketujuh RI itu.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News