Kamis, 11 Januari 2024 – 18:25 WIB
JAKARTA – Berbagai insiden penumpang yang merugikan oleh oknum yang melakukan pemalsuan merek taksi biru di beberapa wilayah Bali terus terjadi, dan ini telah mencoreng citra industri pariwisata Indonesia. Tidak jarang, penumpang mengalami pemerasan, ancaman, bahkan kekerasan yang menyebabkan kerugian finansial maupun kerugian non-finansial. Pada bulan Mei 2023, turis asing asal Singapura dirampas uang oleh sopir taksi biru palsu.
Baru-baru ini, kejadian serupa terulang kembali pada awal Januari 2024, akibat ulah oknum sopir taksi yang tidak bertanggung jawab. Dua turis asal Amerika diancam dengan senjata tajam dan diperas oleh sopir taksi biru palsu untuk membayar hingga US$ 50 atau setara dengan Rp700 ribu dan viral di media sosial.
Edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya untuk berhati-hati menggunakan taksi biru palsu atau taksi gelap harus terus ditingkatkan, terlebih seringkali mengaku bahwa mereka merupakan anak perusahaan dari salah satu merek taksi ternama, yaitu Bluebird. Berikut adalah ciri-ciri taksi biru palsu atau taksi gelap yang perlu diwaspadai:
– Identitas taksi meniru warna dan logo merek taksi yang sudah terkenal,
– Sopir tidak menggunakan seragam resmi,
– Tidak memiliki argo dan tarif yang jelas,
– Sopir agresif menawarkan jasanya kepada calon penumpang.
Berbagai blog perjalanan merekomendasikan taksi berlogo burung biru yang telah terstandarisasi aman dan nyaman kepada turis asing yang berkunjung ke Indonesia. Taksi yang dimaksud adalah taksi Bluebird.
General Manager Area Timur dan Vice President Marketing PT Blue Bird Tbk, Panca Wiadnyana mengungkapkan bahwa Bluebird merasa bangga karena dipercaya menjadi taksi yang mampu melayani turis asing, “Sebagai perusahaan mobilitas yang sudah memasuki usia 52 tahun, kenyamanan dan keamanan penumpang selalu menjadi prioritas Bluebird. Hal ini menjadi landasan komitmen kami untuk memberikan layanan Standar Nyaman Indonesia (SNI) dengan tiga pilar utama, yaitu armada yang terstandarisasi, pengemudi yang profesional dan kemudahan aksesibilitas,” papar Panca.
Namun, informasi positif mengenai Bluebird di blog perjalanan dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab dengan meniru identitas Bluebird demi mendapatkan keuntungan. Panca mengungkapkan bahwa taksi Bluebird bukan sekadar berwarna biru, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan penumpang sebelum naik taksi:
– Armada Bluebird berwarna biru muda,
– Memiliki “Taxi sign” atau mahkota dengan logo burung Bluebird di bagian atas mobil dan tulisan “TAKSI”,
– Terdapat tulisan Bluebird dan logo di atas kaca mobil bagian depan,
– Terdapat logo Bluebird dan PT Praja Bali Transportasi di bagian pintu samping,
– Memiliki kode armada di bagian belakang, samping dan bagian dalam taksi berupa huruf dan angka,
– Terdapat ID card data pengemudi di dashboard bagian depan,
– Menggunakan argo di layar IoT yang berada di dalam armada (tidak tembak harga)
– Mengikuti arahan rute dari tamu,
– Armada yang terstandarisasi dengan AC dingin dan bersih,
– Pengemudi profesional menggunakan seragam batik biru dengan logo Bluebird,
– Bisa membayar menggunakan uang tunai ataupun non-tunai.
Namun, Panca menyarankan bahwa pengguna akan lebih aman jika memesan taksi Bluebird melalui aplikasi MyBluebird, pangkalan resmi yang ada di Bandara, hotel, dan destinasi favorit lainnya.