Saturday, September 21, 2024
HomeKesehatanPeningkatan Stres Menjadikan Gen Z dan Wanita Rentan Mengalami Burnout

Peningkatan Stres Menjadikan Gen Z dan Wanita Rentan Mengalami Burnout

Stres di tempat kerja bisa terjadi karena berbagai hal. Budaya kerja yang tidak pasti dan kompetitif, ditambah dengan ekspektasi tinggi terhadap pekerjaan, menjadi faktor utama.

Di zaman sekarang, pekerjaan bukan hanya tentang status dan penghasilan, tetapi juga legitimasi, tujuan, dan aktualisasi diri. Garis batas antara kerja dan waktu luang semakin kabur dengan adanya teknologi modern yang membuat kita terus terhubung. Hal ini membuat pikiran kita terus tertuju pada pekerjaan, yang memicu stres yang berkelanjutan.

Generasi Z dan milenial yang baru memasuki dunia kerja di tengah pandemi global dan krisis ekonomi, mengalami tingkat stres dan burnout yang tinggi. Kekhawatiran akan inflasi, resesi, dan konflik geopolitik, ditambah dengan kurangnya kontrol dan stabilitas dalam karir mereka, menjadi faktor utama penyebabnya.

Psikolog Debbie Sorensen menjelaskan bahwa generasi ini dididik dengan tekanan untuk meraih kesuksesan tinggi, namun mereka dihadapkan pada situasi kerja yang kacau dengan peluang yang terbatas. Kebijakan kembali ke kantor yang berubah-ubah, PHK massal, dan pembekuan perekrutan semakin memperburuk situasi dan memicu kelelahan kerja.

Ketidakpastian dan kurangnya kontrol atas karir mereka membuat Generasi Z dan milenial merasa khawatir dan kurang puas dalam pekerjaan.

Kondisi burnout, yang ditandai dengan kelelahan dan kebuntuan dalam pekerjaan, tidak hanya berdampak berat pada individu, tetapi juga pada organisasi.

Menurut studi Asana yang dilaporkan oleh Forbes, karyawan yang mengalami burnout lebih rentan mengalami penurunan moral (36%), kurangnya partisipasi (30%), membuat lebih banyak kesalahan (27%), dan buruk dalam berkomunikasi (25%).

Risiko mereka untuk meninggalkan perusahaan juga meningkat (25%).

Hal ini menunjukkan bahwa burnout dapat menyebabkan hilangnya karyawan yang kompeten, penurunan produktivitas, dan kerusakan moral dalam organisasi.

Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk mengambil langkah-langkah proaktif dalam mencegah dan mengatasi burnout di antara karyawan mereka.

Source link

ARTIKEL TERKAIT

paling populer