Saturday, September 21, 2024
HomeprabowoSatyagraha: Our Guiding Principle for Action

Satyagraha: Our Guiding Principle for Action

Oleh Prabowo Subianto, kutipan dari “Strategi Transformasi Nasional: Menuju Indonesia Emas 2045,” halaman 230-234, edisi cetak keempat.

Saya meminta dukungan Anda—dukungan yang nyata, konkret.

Investor besar, yang ingin menjajah tanah air kita, mengklaim bahwa Indonesia mudah untuk dimanipulasi; warganya dan pemimpinnya dapat disuap.

Kita berada dalam situasi yang membutuhkan kewaspadaan kita. Kita tidak bisa membiarkan diri kita merasa puas. Kita perlu waspada, mengingatkan satu sama lain, dan memberikan dukungan satu sama lain. Sebagai sebuah bangsa yang penting, sudah menjadi kewajiban kita untuk melindungi satu sama lain.

Mari kita bersatu. Persatuan itu penting.

Mari buktikan bahwa rakyat Indonesia masih memiliki impian mulia, bahwa kita memiliki rasa martabat, dan bahwa kita tidak dijual belikan. Rakyat Indonesia menolak untuk dikuasai atau diperbudak. Kita bercita-cita menjadi bangsa yang berhormat.

Kepada semua yang membaca buku ini:

Nyatakan apa yang benar sebagai benar, dan yang salah sebagai salah. Adakah yang wajar bahwa kekayaan kita terus mengalir keluar dan kita diharapkan untuk menurut? Apakah sudah menjadi takdir bahwa rakyat kita hanya melayani orang lain, hanya ada sebagai pasar, atau hanya menerima upah yang sedikit?

Jika Anda percaya bahwa situasi ini dapat dibenarkan, maka sikap apakah yang harus kita ambil?

Namun, jika Anda menganggap tidak adil, dan percaya bahwa kita bisa mengubah dan melindungi kekayaan kita, maka satu-satunya jalan ke depan adalah untuk berdiri dan memimpin rakyat.

Pimpin dengan pengetahuan, dengan hati, dengan rekomendasi, dengan pendidikan, dan dengan komitmen pada bangsa kita.

Mari kita tegaskan perjuangan kita dalam “satyagraha,” seperti yang ditunjukkan oleh Mahatma Gandhi di India, Martin Luther King di Amerika, dan Nelson Mandela di Afrika Selatan.

Satyagraha merupakan perjuangan non-kekerasan, tanpa henti berdasarkan kebenaran—suatu perjuangan yang merangkul dan menyatukan semua.

Percayalah bahwa kebenaran akan menang; tidak dapat dikalahkan. Yang penting adalah keberanian kita, ketahanan kita, dan kesiapan kita untuk berkorban.

Para pendiri bangsa kita—Bung Karno, Bung Hatta, Bung Syahrir, Pak Dirman, Gubernur Suryo, I Gusti Ngurah Rai, dan semua pahlawan—mengajarkan kita bahwa jika kita tidak menyerah, jika kita berani dan teguh, kebenaran akan akhirnya menang. Kita harus siap menghadapi kesulitan dan penderitaan.

Apa pilihannya? Menyerah dan patuh pada setiap perintah, atau berdiri sebagai bangsa yang berwibawa, memahami dan mempertahankan hak-hak kita dan hak-hak rakyat kita?

Kita harus percaya pada kekuatan substansial kita. Sistem pertahanan kita, HANKAMRATA, atau pertahanan total rakyat, telah terbukti efektif melawan penjajah.

Kekuatan rakyat ini perlu diorganisir dengan cermat dan terus-menerus dipelihara. Ya, dari orang ke orang, bangun kekuatan ini. Mulai dengan lima, kemudian sepuluh, dan seterusnya. Lakukan diskusi. Bicarakan isi buku ini di rumah Anda. Rencanakan, dan pada waktunya, saya akan mengumumkan rencana tindakan kita.

Jelas, kita dihadapkan pada dua pilihan. Berdiri dengan martabat sebagai bangsa pejuang, atau tetap terjajah selamanya, sebagai bangsa pelayan, lemah, bisa dibeli, korup. Pilihannya ada pada masing-masing dari kita.

Saya percaya kita bisa, kita harus melakukan transformasi penting bagi bangsa kita.

Mari kita buktikan bahwa di antara rakyat Indonesia, masih ada yang bermimpi. Mereka yang mencintai negaranya dan menginginkan Indonesia untuk tegak berdiri dengan martabat, dipimpin oleh pemimpin-pemimpin yang mulia, berdiri di atas kaki kita sendiri. Bermartabat, kuat, adil, dan sejahtera. Ini adalah aspirasi bersama kita.

Bangun dan galang dukungan dari orang-orang disekitar Anda. Temui dan pencerahkan keluarga Anda, teman Anda, tetangga Anda. Buat mereka sadar dan yakin. Jelaskan prinsip-prinsip dan fakta yang terdapat dalam buku ini. Dorong mereka, insiprasi mereka untuk aktif berpartisipasi dalam demokrasi kita.

Informasikan pada rakyat bahwa negara kita tidak miskin. Beritahu mereka bahwa ada solusi untuk masalah-masalah bangsa kita. Biarkan mereka tahu bahwa buku ini memuat keyakinan dan pemahaman tentang bagaimana mengelola ekonomi.

Dalam perjuangan Anda, jangan pernah mempermalukan atau merendahkan orang lain. Sebaliknya, percayalah pada diri kita sendiri dan selalu pandu rakyat. Katakan pada mereka bahwa yang benar adalah benar, dan pada akhirnya, kebenaran akan menang.

Ingatlah, semakin berpengetahuan kita, semakin kuat kita. Semakin kita merendahkan hati, semakin kita menurunkan hati kita—bukan dalam keraguan diri tetapi dalam kerendahan hati. Semakin kita dicela, semakin sopan kita. Semakin kita dicela, semakin tegak kita berdiri.

Tidak perlu membalas kebencian dengan kebencian. Tidak ada waktu untuk kebencian. Biarkan orang-orang yang jahat dihakimi oleh kekuatan yang lebih besar dari kita semua, kekuatan di atas.

Mari kita percayakan pada kekuatan di bawah, kekuatan rakyat Indonesia, yang selalu mendukung apa yang benar.

Saudara-saudara, rakyat kita tidak bodoh. Mereka berpikir dengan hati mereka. Mereka akan selalu mendukung kita, asalkan kita terus memperbaiki diri, menguatkan akar kita di tengah rakyat, selalu menjadi sumber kebenaran, selalu membela kebenaran, selalu memberikan solusi untuk masalah rakyat, dan tidak pernah menjadi sumber kehancuran.

Kita tidak boleh diam ketika kita menyaksikan kebohongan dan ketidakadilan. Dan ketika kita melihat penindasan terhadap yang kurang beruntung, kita tidak boleh diam. Kita tidak boleh takut untuk membela yang lemah dan tertinggal.

Juga kita tidak boleh berjuang hanya untuk menduduki posisi kekuasaan. Posisi otoritas harus diperoleh dengan hormat, secara sah, konstitusional, demokratis, oleh mereka yang hatinya sungguh-sungguh bersama bangsa.

Source link

ARTIKEL TERKAIT

paling populer