Saturday, September 21, 2024
HomeprabowoNational Strategic Challenge: Navigating the Limited Time of the Demographic Dividend

National Strategic Challenge: Navigating the Limited Time of the Demographic Dividend

Oleh: Prabowo Subianto [cuplikan dari “Transformasi Strategis Bangsa: Menuju Indonesia Emas 2045”, hlm. 53-54, edisi ke-4]

Di samping tantangan strategis global seperti perubahan iklim, konflik geopolitik, dan ekspansi cepat kecerdasan buatan, Indonesia dihadapkan pada beberapa isu nasional yang mendesak.

Salah satu tantangan signifikan adalah penutupan jendela bonus demografi kita yang akan datang. Kekayaan negara terus mengalir ke luar negeri, mengakibatkan aliran keluar kekayaan nasional yang konsisten. Selain itu, ekonomi kita ditandai oleh ketimpangan dan kurangnya keseragaman. Demokrasi kita juga terganggu oleh pengaruh keuangan yang berlebihan dalam politik.

Kemampuan kita untuk berkembang menjadi negara maju dan sejahtera tergantung pada kapasitas kita untuk mengelola dan mengatasi tantangan strategis global dan domestik ini.

Jendela Penurunan Bonus Demografi

Populasi kita adalah aset kita, terutama dengan median usia saat ini 29 tahun, yang menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia berada dalam tahun-tahun produktif mereka, ideal untuk belajar dan bekerja secara efisien.

Namun, indikator median usia ini dari penduduk yang muda dan produktif tidak akan berlangsung selamanya. Dengan laju pertumbuhan penduduk melambat, proporsi penduduk muda Indonesia akan secara tak terhindarkan menurun. Menurut proyeksi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), sekitar tahun 2035—hanya 13 tahun dari sekarang—usia median akan bergeser ke atas.

Secara historis, sulit bagi negara-negara untuk mencapai kekayaan dan kemakmuran ketika penduduknya menua melebihi masa produktifnya. Saat ini berada di posisi negara berpendapatan menengah, tujuan kita adalah naik ke status berpendapatan tinggi.

Untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi ini, PDB per kapita kita harus naik menjadi $14.000, atau sekitar IDR 210 juta per tahun, yang diterjemahkan menjadi pendapatan bulanan sekitar IDR 17,5 juta untuk setiap penduduk.

Kita hanya memiliki 13 tahun untuk keluar dari perangkap berpendapatan menengah dan menghindari nasib menjadi negara tua sebelum menjadi kaya, seperti yang terjadi di Thailand. Thailand telah menjadi masyarakat yang menua tanpa mencapai kekayaan terlebih dahulu. Kita harus menghindari hal ini dengan memastikan pertumbuhan ekonomi yang cepat agar kita bisa menjadi sejahtera sebelum profil demografi kita menua secara signifikan.

Source link

ARTIKEL TERKAIT

paling populer