Friday, November 22, 2024
HomeKesehatanStudi Menemukan bahwa Remaja yang Gemar Mengonsumsi Junk Food Berisiko Mengalami Dampak...

Studi Menemukan bahwa Remaja yang Gemar Mengonsumsi Junk Food Berisiko Mengalami Dampak Negatif pada Kesehatan Otaknya

Penelitian terbaru dari University of Southern California mengungkap bahwa remaja yang mengonsumsi junk food tinggi lemak dan gula dapat menderita kerusakan otak jangka panjang – khususnya gangguan memori.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti memberikan makanan tinggi lemak kepada tikus, kemudian melakukan serangkaian tes memori dan melacak tingkat neurotransmitter yang terkait dengan memori dan pembelajaran.

Menurut profesor ilmu biologi di USC Dornsife College of Letters, Arts and Sciences, Scott Kanoski, jika tikus tersebut tumbuh dengan pola makan junk food, maka mereka akan mengalami gangguan ingatan yang tidak kunjung hilang. Bahkan jika pola makan yang sehat diterapkan pada mereka, efek tersebut akan bertahan hingga masa dewasa.

Studi ini menggunakan penelitian yang sudah ada mengenai penyakit Alzheimer, yang merupakan jenis demensia yang memengaruhi pemikiran, perilaku, dan ingatan. Orang dengan Alzheimer memiliki tingkat neurotransmitter otak yang lebih rendah yang disebut asetilkolin, yang berperan penting dalam pergerakan otot tak sadar, gairah, pembelajaran, dan perhatian.

Untuk mengetahui dampak pola makan terhadap kesehatan otak, tim peneliti memantau kadar asetilkolin pada tikus yang menjalani diet berlemak dan bergula dibandingkan dengan tikus dalam kelompok kontrol. Hasilnya menunjukkan bahwa tikus pada kelompok kontrol mampu mengenali objek baru sedangkan tikus pada kelompok junk food tidak dapat mengingatnya.

Source link

ARTIKEL TERKAIT

paling populer