Friday, September 20, 2024
HomeKriminalPenangkapan Yeyen si Mucikari dan Komplotannya yang Menjual 6 Gadis ABG menjadi...

Penangkapan Yeyen si Mucikari dan Komplotannya yang Menjual 6 Gadis ABG menjadi PSK di Surabaya

Senin, 13 Mei 2024 – 19:35 WIB

Surabaya – Polisi berhasil mengungkap kasus prostitusi online di Surabaya, Jawa Timur yang melibatkan gadis remaja dengan dijadikan pekerja seks komersial atau PSK. Sebanyak enam gadis remaja dijual oleh kelompok pelaku prostitusi.

Dalam sehari, para remaja tersebut dipaksa melayani 10-20 lelaki hidung belang. Kasus ini saat ini sedang ditangani oleh Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi Hendro Sukmono menjelaskan bahwa kasus ini berhasil diungkap setelah polisi mendapatkan informasi mengenai praktik perdagangan orang (TPPO) dengan korban anak di bawah umur. Polisi kemudian melakukan penelusuran dan penyelidikan.

Hasilnya, tujuh orang diamankan di sebuah hotel di Kota Surabaya pada Senin, 6 Mei 2024. “Telah diamankan tujuh pelaku terkait TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang),” kata AKBP Hendro.

Tujuh pelaku yang ditangkap tersebut adalah YK alias Yeyen (24 tahun), warga Ogun Komering Ilir, Sumatera Selatan, yang berperan sebagai mucikari. Sementara enam orang lainnya adalah laki-laki yang berperan sebagai joki, yaitu RS, AM, SS, RI, AS, dan EM.

Hendro menyatakan bahwa ketujuh pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan, mereka dijerat dengan Pasal 2 dan 17 Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Berdasarkan hasil pemeriksaan, Hendro mengatakan bahwa kelompok prostitusi online ini sudah beroperasi di Surabaya sejak Januari 2024. Selama itu, enam remaja dikendalikan dan dijajakan sebagai PSK.

Para tersangka menjajakan para remaja tersebut secara online melalui aplikasi MiChat. Yeyen memesan empat kamar hotel terlebih dahulu, satu kamar digunakan oleh para tersangka untuk mengoperasikan MiChat dan mencari lelaki hidung belang, sementara tiga kamar lainnya digunakan untuk melayani tamu.

Ketika ada pelanggan yang memesan layanan seksual, Yeyen akan mengundang tukang rias untuk mendandani keenam gadis remaja tersebut agar terlihat dewasa, mereka kemudian diantarkan ke pelanggan yang memesan.

Menurut Hendro, setiap harinya keenam gadis remaja tersebut dipaksa melayani 10-20 lelaki hidung belang, namun uang dari pelanggan langsung dikuasai oleh Yeyen. Para remaja yang menjadi korban tidak diberikan uang oleh Yeyen.

“Tersangka Yeyen tidak memberikan uang hasil dari pelanggan, namun ia menguasainya sendiri. Alasannya, para korban [anak-anak yang dijual] berutang kepada tersangka untuk biaya hidup sehari-hari,” kata Hendro.

Source link

ARTIKEL TERKAIT

paling populer