Benjolan atau kanker tiroid memiliki sifat pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dengan jenis kanker lainnya. Bahkan, menurut statistik di Rumah Sakit Darmais Jakarta, penderita kanker tiroid menduduki peringkat ketujuh dibandingkan dengan penderita kanker paru-paru, payudara, dan serviks.
“Walaupun demikian, jika terdapat benjolan di leher, maka harus dilakukan biopsi dan kemudian diangkat melalui operasi. Jaringan kanker, termasuk sebagian atau seluruh kelenjar tiroid, akan diangkat,” ujar Alif.
Setelah itu, terapi dapat dilakukan, seperti terapi ablasi iodi radiokatif, kemoterapi, atau hormon tiroid pasca-operasi. Seiring dengan perkembangan zaman, kanker tiroid juga dapat diobati dengan terapi nuklir, di mana pasien akan minum obat yang mengandung nuklir untuk menghilangkan kanker tersebut.
“Ada beberapa metode untuk mengatasi kanker ini, seperti kemoterapi, operasi, dan terapi nuklir. Terapi nuklir ini berupa obat berbentuk pil atau tablet yang diminum oleh pasien. Ini biasanya merupakan langkah terakhir dalam rangkaian pengobatan,” katanya.
Sebagai contoh, jika ada pasien yang telah menjalani operasi kanker tiroid namun masih terdapat jaringan kanker yang tidak bisa diangkat karena risiko besar, maka pengobatan dengan obat tersebut dapat dilakukan.
“Pasien akan diisolasi dalam ruangan khusus selama 2 hingga 3 hari karena tubuhnya mengandung radiasi. Setelah dianggap bebas dari radiasi, pasien diperbolehkan pulang,” katanya.