Makassar, VIVA – Dua perwira polisi di Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (Polda Sulsel) telah dicopot dari jabatannya. Kedua perwira Polri tersebut dicopot karena diduga kuat ikut serta dalam deklarasi salah satu bakal pasangan calon (bacalon) Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Kepala Bidang Propam Polda Sulawesi Selatan, Kombes Zulham Effendy mengatakan bahwa kedua perwira polisi tersebut masih dalam tahap pemeriksaan Bidang Propam Polda Sulawesi Selatan. Mereka diduga kuat telah terlibat dalam kegiatan Pilkada di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
“Benar, ada dua perwira Polda Sulsel diduga terlibat dalam kegiatan Pilkada di Kabupaten Bone,” kata Kombes Zulham saat dikonfirmasi pada Jumat, 20 September 2024.
Zulham menjelaskan bahwa kedua anggota Polri tersebut melakukan pelanggaran dengan mengikuti deklarasi dan pendaftaran bakal pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bone tanpa izin. Mereka tercatat aktif bertugas dan memiliki jabatan di Direktorat Polda Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh Irjen Andi Rian Djajadi.
“Sanksi sementara dicopot dari jabatannya, kemudian dimutasikan ke Yanma Polda. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses pemeriksaan. Kita sudah meminta keterangan dari saksi-saksi,” tambahnya.
Zulham menambahkan bahwa jika terbukti terlibat dalam politik praktis, kedua perwira Polri tersebut akan dikenai sanksi kode etik sesuai aturan netralitas dalam Pilkada yang harus ditaati oleh semua anggota Polri.
“Kita akan melakukan sidang kode etik jika terbukti terlibat aktif dalam politik praktis. Hal ini sesuai dengan aturan netralitas dalam Pilkada Serentak 2024. Peraturan tersebut jelas tertera dalam Peraturan UU Pemilu, UU Kepolisian, dan Perkap Kapolri,” tegasnya.
