Thursday, November 21, 2024
HomeKesehatanSMPN 8 Tangsel Pasang Lockdown Setelah 43 Siswa Terinfeksi Cacar Air dan...

SMPN 8 Tangsel Pasang Lockdown Setelah 43 Siswa Terinfeksi Cacar Air dan Gondongan, Inilah Awal Mula Kejadiannya

Liputan6.com, Tangsel – Penularan yang masif terjadi pada kasus cacar air dan gondongan yang menimpa siswa di SMPN 8 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) beberapa pekan terakhir. Bagaimana awal kejadian penularan tersebut?

Kepala Sekolah SMPN 8 Kota Tangsel, Muslih menceritakan kejadian tersebut bermula dari Ujian Tengah Semester (UTS) di sekolah tersebut pada 23 hingga 27 September lalu.

“Awalnya ada siswa yang sakit cacar dan gondongan masuk sekolah, karena harus ikut UTS tanggal 23 hingga 27 September 2024. Yang sakit itu siswa kelas 7,” ungkap Muslih, saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (26/10/2024).

Lalu, pada saat ujian tersebut, siswa dicampur antar kelas 7, 8 dan 9 atau seterusnya pada satu kelas. Diduga, penularan terjadi pada saat ujian tersebut berlangsung.

Setelah selesai ujian tengah semester tersebut, siswa masuk sekolah seperti biasa, melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas masing-masing. Pada saat itulah pihak sekolah menyadari banyak siswa yang izin tidak masuk sekolah dengan alasan sakit.

“Kemudian, sekolah membuat imbauan kepada orang tua siswa dan para siswa, jika terdapat siswa yang sakit diimbau untuk tidak masuk sekolah. Istirahat dulu di rumah, sampai benar-benar sembuh. Tapi tetap, siswa yang izin tidak masuk sekolah semakin banyak,” ungkap Muslih.

Siswa Tak Masuk Sekolah Capai 102 Orang

Sekolah mendapati ada banyak siswa yang tidak masuk sekolah karena sakit makin banyak. Berdasarkan hasil rekapan, pada tanggal 11 Oktober, siswa tidak masuk mencapai 98 orang, dengan rincian sakit sebanyak 73 orang, 22 orang izin dan tanpa keterangan 3 orang.

Lalu, pada 15 Oktober 2024 siswa yang tidak masuk sekolah semakin banyak saja. Terdapat 102 siswa tidak masuk sekolah karena sakit, 13 siswa izin dan 2 siswa tidak masuk tanpa keterangan.

“Karena siswa yang sakit semakin banyak, akhirnya kami melaporkan kondisi itu ke Puskesmas Kranggan yang menjadi puskesmas rujukan sekolah kami,” ujar Muslih.

Hingga akhirnya petugas Puskesmas Kranggan meminta pihak sekolah untuk menanyakan atau mendata ulang kepada siswa yang sakit, mengenai sakit apa yang diderita, apa saja gejalanya dan bagaimana keadannya.

Source link

ARTIKEL TERKAIT

paling populer