Dalam video viral, Eris juga menyebut bahwa anak-anak yang secara sadar memilih untuk tidak pacaran maka kondisi mentalnya lebih sehat ketimbang anak yang pacaran.
“Anak-anak yang memilih secara sadar untuk tidak berpacaran di usia sekolah, mentalnya lebih sehat. Lihat teman-teman kalian yang pacaran, bawaannya ngeluh saja. Mentalnya enggak sehat, jangan sayang ya, jangan bodoh seperti itu,” kata Eris.
Menanggapi hal ini, Kak Seto menyampaikan bahwa kondisi mental remaja terkait pacaran tidak dapat dipukul rata.
Menurutnya, jika remaja yang pacaran itu tetap bisa fokus belajar, tetap bersahabat dengan teman-teman secara luas maka mentalnya pun tetap baik.
“Artinya konteksnya bukan di pacarannya itu.”
Sebaliknya, remaja yang tidak pacaran pun kondisi mentalnya tidak selalu baik-baik saja. Misalnya, remaja tidak pacaran tapi tidak melakukan kegiatan apa-apa, cenderung mengurung diri, dan hanya menghabiskan waktu dengan gawai atau ponsel pintar, maka itu pun tidak baik.
“Kalau tidak melakukan kegiatan apa-apa berarti juga malah enggak sehat. Dia tetap egois, hanya sibuk dengan gadget-nya, tidak belajar, tidak mau berusaha untuk masa depannya ya sama saja. Jadi tidak begitu saja dibanding-bandingkan.”
“Kalau remaja belum punya pacar tapi tetap kreatif dan semangat belajar itu bagus. Sebaliknya, meski tidak punya pacar tapi malah mabuk-mabukan, narkoba, dan sebagainya ya apa bedanya jadi tidak bisa dipukul rata,” jelas Kak Seto.
Senada dengan Kak Seto, Iva juga mengatakan bahwa kondisi mental remaja tergantung pada banyak faktor.
“Remaja tidak pacaran bisa jadi memiliki kondisi mental yang lebih baik, tapi hal ini bergantung pada banyak faktor seperti pola asuh dan hubungan dengan orangtua, hubungan sosial, konsep diri dan kepercayaan diri yang baik,” kata Iva.
“Jadi, tidak semua remaja yang berpacaran mengalami gangguan mental dan tidak semua remaja yang tidak berpacaran otomatis memiliki mental yang sehat.”
Setidaknya, sambung Iva, remaja yang tidak berpacaran akan terhindar dari konflik emosional dengan pasangan, lebih fokus pada pengembangan diri, minim risiko patah hati, relasi sosial yang lebih beragam, serta fokus pada identitas diri.