Friday, December 6, 2024
HomeResep makanan dan minumanMenelusuri Filosofi di Balik Cita Rasa NTT

Menelusuri Filosofi di Balik Cita Rasa NTT

Senin, 25 November 2024 – 13:35 WIB

Jakarta, VIVA –  Setiap hidangan memiliki cerita, dan menu di Plataran tidak hanya menyajikan kelezatan, tetapi juga membawa warisan budaya dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal khas daerah tersebut, setiap sajian dirancang untuk memperkenalkan keanekaragaman kuliner Indonesia kepada para tamu sekaligus memperkuat identitas bangsa. Filosofi mendalam ini tercermin dalam setiap sajian, yang tidak hanya menggugah selera tetapi juga memperkuat rasa bangga terhadap budaya lokal.

Baca Juga :

Tragis, Penampakan Sekolah Reyot Seperti Kandang Hewan di Manggarai Timur

Plataran Indonesia baru-baru ini, dengan bangga mengumumkan bahwa Plataran Komodo, sebuah resor yang merupakan bagian dari Plataran Indonesia, telah memenangkan penghargaan bergengsi Conde Nast untuk kategori “Best For Romance” di Asia, Afrika, Timur Tengah, Maladewa, dan Oseania. Penghargaan yang diberikan pada Senin, 4 November 2024 ini menegaskan komitmen Plataran untuk menghadirkan pengalaman luar biasa dan autentik khas Indonesia bagi setiap tamu. Dalam acara Table of Honors, berikut sajian istimewa hidangan otentik NTT beserta filosofi di balik kelezatannya.

Soup Daun Kelor

Baca Juga :

Polri Lakukan Kegiatan Pemulihan Trauma ke Anak-anak Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

Soup Daun Kelor

Salah satu hidangan pembuka yang menjadi pusat perhatian adalah Sup Daun Kelor. Menggunakan bahan utama daun kelor, yang dikenal sebagai superfood kaya akan antioksidan, sup ini melambangkan kekayaan alam yang menjadi kebanggaan NTT. Daun kelor telah lama diakui memiliki manfaat kesehatan luar biasa, mulai dari meningkatkan daya tahan tubuh hingga menjaga kesehatan jantung. Sup ini diperkaya dengan bahan pelengkap seperti tahu, santan dan sambal terasi, memberikan harmoni rasa yang seimbang antara gurih, pedas, dan segar. Filosofinya adalah mengangkat bahan lokal menjadi sajian berkelas tanpa meninggalkan akarnya. Hidangan pembuka ini seolah mengundang tamu untuk memulai perjalanan rasa menuju keindahan alam dan budaya NTT.

Baca Juga :

2 Arahan Gibran saat Tinjau Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

Ayam Bakar Manggarai dengan Sambal Kemiri

Ayam Bakar Manggarai

Menu utama kali ini menghadirkan Ayam Bakar Manggarai, sebuah hidangan yang menggabungkan teknik memasak tradisional dengan keunikan rempah Nusantara. Ayam bakar ini disajikan dengan sambal kemiri khas, di mana kemiri menjadi bahan utama yang tumbuh subur di NTT. Sambal ini tidak hanya menambah rasa gurih tetapi juga memberikan aroma khas yang kaya dan autentik. Hidangan ini mencerminkan keramahan dan kehangatan masyarakat Manggarai yang sederhana namun penuh makna. Proses pengolahan ayam bakar yang dipadukan dengan sambal kemiri menciptakan rasa otentik yang mampu membawa para tamu untuk mengenal lebih dalam cita rasa khas Indonesia Timur. Filosofi dari menu ini adalah merayakan rempah sebagai aset berharga budaya kuliner Nusantara, yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.

Sei Sapi Asap

Tidak lengkap tanpa hidangan yang menjadi ikon NTT, yaitu Sei Sapi Asap. Hidangan ini menggunakan daging sapi yang diasapi dengan bumbu khas daerah. Proses pengasapan tidak hanya memberikan aroma yang kuat tetapi juga mempertahankan kelezatan dan kelembutan daging. Sei sapi merupakan sajian yang memiliki sejarah panjang dalam tradisi kuliner NTT, sering disajikan dalam berbagai acara adat maupun sebagai hidangan sehari-hari. Bagi masyarakat NTT, sei sapi adalah kebanggaan yang melambangkan kerja keras dan kearifan lokal. Dalam menu ini, sei sapi hadir untuk memberikan pengalaman rasa yang mendalam, menyatukan aroma rempah tradisional dengan keunikan teknik pengolahan lokal. Filosofinya adalah menghormati warisan leluhur dan memperkenalkannya kepada dunia melalui sajian berkualitas tinggi.

Sentuhan Manis Alu Ndende Bajo

Hidangan penutup, Alu Ndende Bajo, menjadi penutup sempurna yang menyajikan rasa manis khas tradisional. Menggunakan bahan-bahan lokal seperti singkong, gula aren, dan kelapa parut, pencuci mulut ini memadukan kesederhanaan dengan rasa yang kaya. Hidangan ini tidak hanya menjadi pengingat tentang kehidupan sehari-hari masyarakat NTT tetapi juga menggambarkan kreativitas mereka dalam mengolah bahan pangan sederhana menjadi sesuatu yang istimewa. Nama “Alu Ndende Bajo” sendiri diambil dari bahasa daerah, memperkuat hubungan antara sajian ini dengan budaya setempat. Filosofi di balik hidangan penutup ini adalah merayakan nilai-nilai tradisi dan kesederhanaan yang menjadi inti dari kehidupan masyarakat NTT.

Setiap hidangan dalam menu ini dirancang dengan filosofi mendalam yang merepresentasikan harmoni antara tradisi dan inovasi. Plataran percaya bahwa makanan adalah salah satu cara paling efektif untuk menunjukkan identitas bangsa dan memperkenalkan budaya lokal kepada dunia. Dengan menggunakan bahan-bahan asli seperti daun kelor, kemiri, dan singkong, Plataran tidak hanya mempertahankan keaslian rasa tetapi juga mempromosikan keberlanjutan dan pelestarian warisan kuliner Nusantara. Menu ini lebih dari sekadar sajian makanan; setiap hidangan membawa cerita yang menghubungkan tamu dengan tradisi, nilai-nilai lokal, dan kekayaan alam Indonesia. Dengan cita rasa yang kaya dan filosofi yang mendalam, Plataran menciptakan pengalaman kuliner yang bukan hanya memuaskan lidah tetapi juga membangkitkan rasa bangga terhadap keberagaman budaya.

Halaman Selanjutnya

Sei Sapi Asap

Halaman Selanjutnya

Source link

ARTIKEL TERKAIT

paling populer