Melihat bagaimana penolakan vaksinasi diperbincangkan dan diperdebatkan di media sosial, sehingga membentuk sebuah kebenaran tertentu dan mempengaruhi sikap dan tindakan individu atau kelompok di dunia nyata, dapat kita pahami bahwa vaksinasi tidak hanya menjadi permasalahan di dunia kesehatan, tetapi juga merupakan sebuah fenomena sosial.Â
Mencermati fenomena anti-vaksin tersebut, kita dapat melihat sudut pandang yang baru tentang bagaimana kompleksitas permasalahan penolakan vaksinasi berdasarkan pada imajinasi moral diperdebatkan serta bagaimana media sebagai tempat untuk menyuarakan penolakan tersebut mempengaruhi keputusan seseorang terhadap vaksinasi.Â
Perkembangan internet dan media sosial membuat masyarakat saat ini dibanjiri berbagai informasi. Namun, sebagian informasi justru tidak berdasar pada penelitian ilmiah dan kondisi empirik, bahkan cenderung membuat masyarakat menjadi ragu dan bingung.Â
Oleh sebab itu, dalam menyikapi berbagai macam informasi tentang vaksinasi yang beredar di media, kita harus bersikap kritis, menyaring semua informasi yang diterima, dan membekali diri dengan pengetahuan yang luas tentang vaksinasi dan ajaran agama. Sehingga ketika sebuah kebenaran untuk menolak vaksinasi dapat berakhir pada kerugian dan mencelakakan orang lain, sebaiknya perlu mempertanyakan kembali tentang kebenaran tersebut kepada para ahli di bidangnya. Sejatinya imajinasi moral dalam ajaran agama akan mengajak kita kepada kebaikan dan keselamatan diri dan juga orang lain.Â
Â
Penulis:Â
dr. Kenya Leilani
Mahasiswa Hukum Kesehatan di Universitas Gadjah Mada
Pernah bertugas di RSUDÂ Kanjuruhan, Kab Malang dan RSUDÂ Bumi Sebalo, Kab. Bengkayang, KalBar.