Monday, January 13, 2025
HomeKesehatanKasus Familicide Kerap Muncul di Akhir dan Awal Tahun, KPAI: Pinjol Diduga...

Kasus Familicide Kerap Muncul di Akhir dan Awal Tahun, KPAI: Pinjol Diduga Jadi Penyebab Utama

Kasus-kasus di atas mencerminkan fenomena familicide, yakni pembunuhan yang dilakukan seseorang terhadap pasangan hidup dan anak-anaknya secara bersamaan.

Pembunuhan ini dikategorikan sebagai mass murder (pembunuhan massal) karena melibatkan beberapa korban dalam satu waktu.

Penyebab utamanya seringkali adalah hilangnya kendali, terutama dalam aspek ekonomi, yang biasanya dirasakan oleh kepala keluarga laki-laki. Ketidakmampuan mengatasi tekanan ekonomi menyebabkan pelaku merasa putus asa, bahkan memilih mengakhiri hidup bersama anggota keluarganya.

Penyebab utama familicide umumnya berkaitan dengan tekanan ekonomi yang berat, yang sering dirasakan oleh kepala keluarga laki-laki sebagai penanggung jawab finansial keluarga.

Hilangnya kontrol atas kestabilan ekonomi rumah tangga membuat individu merasa kehilangan identitas, harga diri, dan kemampuan untuk memenuhi ekspektasi sebagai “pemimpin keluarga.”

Situasi ini menciptakan rasa putus asa yang mendalam, sehingga pelaku cenderung berpikir bahwa satu-satunya solusi adalah mengakhiri hidup bersama anggota keluarga.

Dalam banyak kasus, jeratan utang, terutama dari pinjol, menjadi pemicu utama. Beban bunga tinggi, penagihan agresif, dan intimidasi yang dilakukan oleh pihak pinjol mendorong kepala keluarga ke titik terendah. Tidak hanya masalah ekonomi, faktor mental dan emosional turut berperan besar dalam melahirkan tindakan nekat ini. Depresi, perasaan gagal, dan ketidakmampuan untuk mencari bantuan menjadi pemicu bertambahnya risiko.

Yang paling menyedihkan dari fenomena familicide adalah anak-anak yang turut menjadi korban. Mereka tidak memiliki daya untuk melawan dominasi orangtua, apalagi jika usianya masih sangat muda. Kasus tragis anak yang ditemukan tergantung di Cirendeu menjadi contoh nyata bagaimana anak dipaksa untuk “ikut serta” dalam keputusan ekstrem orangtua. Pada anak-anak usia remaja, terkadang ada upaya perlawanan, tetapi dominasi fisik dan psikologis dari orangtua membuat usaha tersebut jarang berhasil.

“Dengan perhatian serius dari pemerintah, penegak hukum, masyarakat, dan keluarga besar, diharapkan kejadian serupa dapat dicegah di masa mendatang. Semua pihak harus bergerak bersama untuk memastikan keluarga yang tengah mengalami kesulitan tidak merasa sendirian dan menemukan solusi yang lebih manusiawi,” pungkas Diyah.

Source link

ARTIKEL TERKAIT

paling populer