Pantai Kedonganan, Jimbaran, Bali, telah menjadi sorotan dikarenakan fenomena tumpukan sampah plastik yang terjadi hampir setiap tahun saat musim angin barat. Pesisir pantai yang dulunya dipenuhi pasir putih kini tertutup dengan sampah plastik, kayu, dan berbagai jenis sampah lainnya. Sejumlah relawan dan aktivis lingkungan dari berbagai organisasi, termasuk Sungai Watch, telah turun tangan untuk menjaga kebersihan pantai ini. Organisasi ini telah aktif dalam upaya menjaga kebersihan pantai di Pulau Dewata selama empat tahun terakhir.
Menurut CEO Sungai Watch, Gary Bencheghib, sampah plastik yang terlihat di Pantai Kedonganan, Jimbaran, banyak berasal dari Jawa Timur. Meskipun beberapa merek yang tertera pada sampah tersebut menunjukkan asal dari Jawa, namun diproduksi di Jawa Timur. Hal ini menjadi perhatian serius bagi Sungai Watch dan relawan lainnya. Selama empat tahun terakhir, para relawan telah membersihkan pantai di Bali, termasuk Pantai Kedonganan, yang diwarnai oleh kiriman sampah dari Jawa Timur yang dibawa angin.
Gary Bencheghib mengundang para relawan dari media sosial dan warga lokal untuk bergabung dalam upaya membersihkan pantai. Dalam waktu seminggu, sekitar 100 relawan, termasuk turis asing dan warga lokal, berhasil mengumpulkan sekitar 19 ton sampah plastik di Pantai Kedonganan. Sampah-sampah yang terkumpul kemudian dibawa ke stasiun Sungai Watch untuk dipilah dan didaur ulang.
Gary Bencheghib juga memprediksi bahwa dalam dua bulan ke depan, kemungkinan akan ada kiriman sampah plastik lagi. Hal ini disebabkan oleh masih adanya sampah plastik di lautan yang akhirnya terbawa angin menuju pantai di Bali. Sungai Watch, seiring dengan ekspansinya di Bekasi dan beberapa kota besar di Jawa, terus berupaya dalam menjaga kebersihan lingkungan. Mereka mendapatkan dana dari sponsor luar negeri, namun untuk aksi membersihkan Pantai Kedonganan, relawan berperan sangat besar. Menjadikan kondisi pantai tetap bersih dan indah merupakan tanggung jawab bersama untuk melestarikan keindahan Bali.
