Belakangan ini, beredar hoaks di berbagai grup WhatsApp (WAG) mengenai China yang disebut telah mengumumkan “state of emergency” karena infeksi virus seperti influenza A, HMPV, Mycoplasma pneumoniae, dan COVID-19. Namun, informasi tersebut tidak benar karena tidak ada konfirmasi resmi dari pemerintah China atau WHO terkait pernyataan “state of emergency”. Menurut The Economic Times, tidak ada konfirmasi dari pejabat kesehatan China atau WHO mengenai epidemi atau keadaan darurat.
Ada juga pembicaraan yang mencoba menyamakan infeksi HMPV dengan COVID-19, namun hal ini tidak tepat karena kedua virus tersebut berbeda. Meskipun gejalanya mirip seperti batuk, demam, sesak napas, dan nyeri dada, HMPV bukanlah varian baru seperti COVID-19. Meskipun ada peningkatan kasus HMPV di China, kita tidak dapat secara langsung mengaitkannya dengan COVID-19, karena peningkatan kasus infeksi saluran napas memang umum terjadi terutama di musim dingin.
Sebagai Profesor Tjandra Yoga Aditama, Direktur Pascasarjana Universitas YARSI dan Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, menekankan pentingnya tidak terburu-buru membuat asumsi serta tetap waspada terhadap perkembangan infeksi tersebut. Jadi, penting bagi kita untuk selalu memeriksa kebenaran informasi sebelum menyebarkannya.
