Wednesday, January 22, 2025
HomeKriminal"Penemuan Geng Motor di Asahan: Pesta Miras, Sajam, dan Tawuran!"

“Penemuan Geng Motor di Asahan: Pesta Miras, Sajam, dan Tawuran!”

Pada Rabu, 8 Januari 2025, Polres Asahan, Sumatera Utara, berhasil menangkap 24 anggota geng motor yang telah meresahkan warga dengan perilaku kriminal mereka. Selain terlibat dalam tawuran, kelompok bandit jalanan tersebut sering menggelar pesta minuman keras dan konvoi membawa senjata tajam atau sajam. Para pelaku berasal dari dua kelompok geng motor yang dikenal sebagai Kosong Barang (Kosbar) dan Anak Simpang Kawat (ASK).

Pertikaian antara kedua kelompok terjadi saat malam pergantian tahun baru, tepatnya pada Rabu dini hari, 1 Januari 2025. Kapolres Asahan, AKBP Afdhal Junaidi, menggambarkan aksi meresahkan kedua geng motor itu mirip dengan adegan sinetron televisi. Mereka menyiapkan sajam, berkumpul untuk pesta miras, dan membuat janji tawuran melalui media sosial sebelum pertarungan terjadi di Jalan Jati, Sei Dadap, Kabupaten Asahan.

Menurut penyelidikan polisi, Geng Motor ASK menggelar pesta miras sebelum berkumpul untuk konvoi menggunakan sepeda motor sambil membawa sajam. Mereka bahkan menyerang dua pengamen yang tidak terlibat dalam konflik kelompok mereka. Dalam insiden berdarah itu, korban terluka dan harus mendapatkan perawatan medis.

Setelah tawuran berlangsung di Jembatan Pondok Jati, sepeda motor milik salah satu anggota kelompok Kosbar tertinggal di lokasi bentrok. Geng motor ASK kemudian mengambil sepeda motor tersebut dan menuntut pembayaran tebusan sebesar Rp 10 juta kepada pemiliknya. Dengan bantuan laporan masyarakat sekitar, polisi berhasil menangkap 24 anggota geng motor, termasuk pelaku penganiayaan terhadap pengamen.

Polisi juga berhasil mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk senjata tajam, sepeda motor, dan alat komunikasi yang digunakan dalam perencanaan aksi kejahatan. Meski demikian, belum ada rincian jelas mengenai identitas 24 pelaku yang ditangkap. Polisi masih meminta kerjasama dari pihak keluarga dan sekolah untuk menghadirkan 4 orang yang masih DPO terkait kasus penganiayaan. Kasus ini menjadi peringatan tentang bahaya perilaku geng motor yang meresahkan masyarakat.

ARTIKEL TERKAIT

paling populer