Kue keranjang, atau yang sering dikenal dengan nama nian gao, telah menjadi bagian penting dalam perayaan Tahun Baru Imlek. Makanan manis ini terbuat dari ketan dengan tekstur kenyal dan rasa yang khas. Selain nikmat, kue keranjang juga memiliki makna simbolis dan nilai budaya yang dalam. Beberapa fakta menarik tentang kue keranjang mungkin belum banyak diketahui oleh banyak orang. Pertama, kue keranjang memiliki makna keberuntungan dan kemakmuran dalam budaya Tionghoa, terutama saat perayaan Tahun Baru Imlek. Nama “nian gao” dalam bahasa Mandarin mengandung arti kemakmuran yang terus berkembang. Kedua, kue keranjang dibuat dari bahan sederhana seperti tepung ketan, gula merah, dan air, namun memiliki nilai mendalam. Proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama karena harus dikukus dalam cetakan khusus. Fungsi lain dari kue keranjang adalah sebagai tanda penghormatan dalam tradisi Tionghoa. Kue ini sering diberikan sebagai simbol penghormatan, cinta, dan harapan akan keberuntungan di tahun baru. Selain itu, kue keranjang juga dihadirkan dalam berbagai upacara adat sebagai sesajian untuk menghormati roh leluhur dan mendatangkan berkah. Meskipun kue keranjang lebih dikenal di kalangan Tionghoa, namun ada variasi regional yang membuatnya semakin menarik, seperti di Indonesia di mana kue keranjang sering dihiasi dengan kelapa parut untuk memberikan sentuhan rasa yang berbeda. Dengan begitu, kue keranjang menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi dan budaya Tionghoa yang sarat dengan makna dan keunikan.