Di Desa Kaki Gunung Kelirando, Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), warga kini memiliki hobi baru, yaitu menabung. Hobi ini dimulai dari program Asosiasi Simpan Pinjam untuk Kesejahteraan Anak (ASKA) yang diperkenalkan oleh Wahana Visi Indonesia (WVI), LSM di daerah tersebut. Program ASKA dirancang untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan ekonomi rumah tangga melalui sistem simpan pinjam sederhana berbasis masyarakat. Para ibu aktif di posyandu menabung sebulan sekali dengan cara membeli saham senilai Rp10.000. Setiap anggota minimal harus membeli satu saham per bulan, namun bisa juga membeli lebih dari satu hingga maksimal 5 saham.
Jika anggota tidak membeli satu saham dalam sebulan, mereka harus membayar denda Rp2000. Selain itu, mereka juga harus menyumbangkan dana sosial sebesar Rp2000 setiap bulan. Dana sosial ini akan disalurkan kepada anggota yang membutuhkan, seperti untuk biaya persalinan atau pengobatan. Semua aturan terkait denda dan dana sosial telah disepakati oleh 21 anggota ASKA di desa tersebut.
Menurut Anggota ASKA, Fransiska, uang sosial yang diberikan kepada anggota yang membutuhkan adalah sebesar Rp100.000 sesuai kesepakatan kelompok. Aturan terkait denda dan dana sosial diatur secara internal oleh kelompok ASKA. Program ini menjadi tren positif di Desa Kaki Gunung Kelirando dan telah membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menabung serta saling membantu dalam keadaan darurat.
