Secara mengejutkan, Lazarus Group, kelompok peretas asal Korea Utara, telah memperoleh jumlah Bitcoin yang lebih besar daripada beberapa negara seperti Bhutan, El Salvador, dan Finlandia. Melalui serangkaian kegiatan peretasan sibernya, kelompok ini kini menguasai lebih dari 13.500 Bitcoin senilai lebih dari USD 1,1 miliar atau sekitar Rp 1 triliun. Data terbaru dari Arkham Intelligence juga mengungkapkan bahwa mereka memiliki lebih dari 13.700 Ethereum dengan nilai sekitar USD 26,1 juta.
Pencapaian mereka ini tidak lepas dari peretasan besar yang dilakukan terhadap bursa kripto Bybit berbasis di Uni Emirat Arab pada bulan Februari 2025. Dalam serangan tersebut, mereka berhasil mencuri aset kripto senilai USD 1,46 miliar, lebih dari separuhnya berupa Ethereum. Lazarus Group kemudian mengonversi sebagian besar aset curian tersebut ke dalam bentuk Bitcoin, membuat mereka saat ini menjadi salah satu pemegang Bitcoin terbesar di dunia.
Meskipun begitu, Lazarus Group masih kalah dalam jumlah kepemilikan Bitcoin jika dibandingkan dengan beberapa negara lain seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Inggris, dan Ukraina. Meskipun demikian, fenomena ini mengingatkan kita akan pentingnya keamanan dalam dunia digital, serta perlunya kewaspadaan terhadap potensi serangan yang dapat merugikan banyak pihak. Sebagai informasi, setiap keputusan investasi dalam kripto harus didasari atas pemahaman dan analisis yang mendalam. Liputan6.com hanya bertujuan untuk memberikan informasi tanpa bertanggung jawab atas keputusan investasi yang diambil pembaca.
