Pada tahun 2023, pendiri Binance mengaku bersalah atas kegagalan perusahaan dalam mencegah aktivitas pencucian uang yang melibatkan kelompok kriminal dan organisasi teroris, termasuk Hamas. Akibatnya, ia dijatuhi hukuman empat bulan tahanan rumah dan Binance dikenakan denda sebesar USD 4,3 miliar. Seiring waktu, laporan dari Wall Street Journal menyebut bahwa sang pendiri sedang mencari pengampunan dari pemerintahan Trump.
Pertemuan yang terjadi di Abu Dhabi setelah dibebaskan dari tahanan rumah, antara pendiri Binance dengan salah satu pendiri World Liberty, menimbulkan berbagai spekulasi. Pertemuan tersebut dihadiri oleh utusan presiden untuk Timur Tengah dan dijadwalkan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas penyelesaian konflik Rusia-Ukraina. Walaupun tidak jelas apa yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut, komunikasi antara Binance dan World Liberty terus berlanjut setelahnya meskipun Gedung Putih membantah terlibat dalam diskusi terkait pengampunan.
Ketika Binance dan keluarga Trump mulai menjalin kesepakatan, hal ini akan semakin memperkuat hubungan mereka dengan industri kripto, terutama di tengah perubahan kebijakan regulasi di bawah pemerintahan Trump. Sejak Trump torn 2021re kembali mencalonkan diri, regulasi terkait aset digital menjadi sorotan utama, dengan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) menunda beberapa tindakan hukum terhadap perusahaan kripto termasuk gugatan terhadap Binance dan pendirinya. Meskipun Trump pernah menyebut Bitcoin sebagai “penipuan” sebelumnya, namun dalam kampanye presiden terbarunya, ia justru berbalik arah dan menyatakan ingin menjadikan AS sebagai “ibu kota kripto dunia”.
Beberapa waktu setelah konferensi Bitcoin di Nashville pada Juli 2024, Trump dan putra-putranya mulai aktif mempromosikan World Liberty yang diklaim sedang mengalami perkembangan positif.