Oli Palsu Berlogo Pertamina Marak di Kalimantan Barat
Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, mengungkapkan peredaran oli palsu berlogo Pertamina di beberapa wilayah Kalimantan Barat yang merugikan hingga Rp85 miliar per bulan. Krisantus meminta Pertamina untuk segera mengambil langkah hukum dengan melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian. Menurutnya, peredaran oli palsu ini sudah berlangsung berbulan-bulan dan mencapai transaksi senilai Rp85 miliar per bulan. Ia juga mengungkapkan bahwa oli palsu ini diduga berasal dari China namun menggunakan label dan merek Pertamina secara ilegal.
Krisantus menyoroti lambatnya respons dari pihak Pertamina terhadap masalah ini. Meskipun menjadi perusahaan sebesar Pertamina, respons terhadap kerugian besar dan citra brand yang dicemarkan terlihat minim. Ia menganggap bahwa tindakan cepat dan tegas dari Pertamina sangat diperlukan agar kasus ini dapat ditindaklanjuti secara hukum. Laporan resmi ke polisi menjadi kunci untuk membuka penyelidikan dan menindak pelaku.
Sebagai dukungan, Krisantus akan terus menyuarakan bahaya penggunaan oli palsu dan pentingnya kesadaran masyarakat dalam membeli pelumas kendaraan. Baginya, hal ini bukan hanya soal bisnis, tetapi juga soal keselamatan dan kepercayaan publik. Krisantus berharap kasus ini bisa segera diselesaikan dan masyarakat lebih berhati-hati dalam pembelian oli kendaraan untuk menghindari kerugian akibat penggunaan oli palsu.