PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) berhasil mencatatkan lonjakan laba bersih yang mencengangkan pada kuartal pertama 2025. Direktur Utama ANTAM, Nico Kanter, mengumumkan bahwa laba perusahaan meningkat lebih dari sepuluh kali lipat menjadi Rp2,32 triliun, jauh di atas angka tahun sebelumnya sebesar Rp210,59 miliar. Kinerja positif ini juga tercermin dalam peningkatan EBITDA sebesar 518% menjadi Rp3,26 triliun, dari Rp527,61 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Capaian ini menunjukkan efektivitas dari strategi transformasi dan efisiensi yang diterapkan ANTAM di tengah persaingan industri pertambangan yang dinamis.
Nico juga menekankan bahwa keberhasilan ini adalah hasil dari strategi pemasaran yang inovatif dan pengendalian biaya yang ketat. Perusahaan terus memprioritaskan operasional yang unggul dan penerapan praktik pertambangan yang baik untuk mengoptimalkan kinerja. Selain itu, ANTAM juga fokus pada strategi pemasaran yang inovatif, efisiensi biaya yang konsisten, dan menjaga struktur cash cost yang kompetitif.
Selain meningkatnya laba bersih, ANTAM juga mencatat kenaikan laba kotor lebih dari tiga belas kali lipat menjadi Rp3,64 triliun, serta laba usaha yang berbalik positif menjadi Rp2,69 triliun dari sebelumnya mengalami kerugian sebesar Rp491,19 miliar. Laba bersih per saham dasar (EPS) juga mengalami lonjakan sebesar 794% menjadi Rp88,69, sementara total aset meningkat 17% menjadi Rp48,30 triliun, dan ekuitas naik 10% menjadi Rp34,62 triliun.
Volume penjualan emas ANTAM juga mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 93% menjadi 13.739 kg, yang didorong oleh peluncuran aplikasi ANTAM Logam Mulia yang mempermudah transaksi. Keberhasilan ini membuktikan bahwa ANTAM terus tancap gas dalam menjalankan strategi bisnisnya untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan memperkuat posisinya di pasar.
