Harga Bitcoin (BTC) kembali mencapai titik psikologis USD 103.000 setelah beberapa tahun, namun mengalami sedikit koreksi karena investor mengambil keuntungan. Kenaikan ini dipicu oleh berbagai sentimen positif seperti keputusan Federal Reserve (The Fed) dalam menjaga suku bunga acuan dan pengumuman Presiden AS mengenai perdagangan dengan Inggris.
Dengan penandatanganan kesepakatan dagang antara AS dan Inggris, termasuk pengurangan tarif impor untuk baja dan mobil, kekhawatiran inflasi rantai pasokan sedikit mereda. Sentimen positif ini juga turut memberikan dampak yang luas pada pasar kripto, terlihat dari likuidasi lebih dari USD 492 juta posisi short dalam 24 jam terakhir menunjukkan tekanan beli yang signifikan.
Analis Tokocrypto Fyqieh Fachrur menyatakan bahwa lonjakan harga Bitcoin dipengaruhi oleh stabilitas kebijakan moneter dan perkembangan geopolitik yang kondusif. Dengan ketegangan perdagangan yang mereda dan arus masuk ETF yang positif, BTC memiliki potensi untuk mencapai level resistensi berikutnya di USD 105.000 hingga USD 108.000.
Selain itu, arus masuk bersih ke ETF Bitcoin spot dan penurunan saldo BTC di bursa menunjukkan keyakinan investor jangka panjang, meskipun indikator teknikal seperti Relative Strength Index (RSI) yang telah menembus angka 70 menunjukkan kemungkinan koreksi dalam waktu dekat.