Sebuah vaksin baru diharapkan dapat menjadi solusi alternatif yang lebih efektif dalam penanggulangan penyakit. Indonesia telah menjadi pusat uji klinis dalam studi multisenter yang melibatkan beberapa negara maju. Dengan berpartisipasi dalam uji klinis fase 3, Indonesia memiliki kesempatan untuk mendapatkan akses pertama terhadap vaksin tersebut dan berpotensi untuk ikut serta dalam memproduksinya melalui transfer teknologi. Hal ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku obat.
Dalam proses uji klinis, Dr. Taruna menegaskan bahwa dilakukan secara ketat dan sukarela, melibatkan sekitar 2.000 sampel di Indonesia dari total 20.000 sampel peserta di berbagai negara. Metode double blind digunakan dalam penelitian ini, dimana baik peneliti maupun peserta tidak mengetahui siapa yang mendapatkan vaksin asli dan siapa yang mendapatkan plasebo. Hal ini bertujuan untuk memastikan objektivitas dalam penelitian tersebut.