Gangguan tiroid, baik dalam fungsi maupun bentuknya, ternyata lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang berperan dalam peningkatan angka kasus gangguan tiroid pada perempuan. Pertama, kasus gangguan autoimun cenderung lebih tinggi pada perempuan daripada laki-laki. Selain itu, hormon estrogen juga diduga memiliki pengaruh terhadap hormon tiroid dan sistem imun seseorang. Dokter spesialis penyakit dalam subspesialis endokrinologi metabolik dan diabetes, Ikhsan Mokoagow menjelaskan bahwa seringkali perempuan yang mengalami gangguan menstruasi juga rentan mengalami gangguan pada tiroidnya.
Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa laki-laki juga bisa mengalami gangguan tiroid. Umumnya, kasus gangguan tiroid ini terjadi pada usia produktif, yaitu antara 20 hingga 50 tahun. Oleh karena itu, penting bagi kedua jenis kelamin untuk memperhatikan kesehatan tiroid mereka agar terhindar dari masalah kesehatan yang lebih serius di masa depan. Hal ini disampaikan oleh Dr. Ikhsan dalam sesi daring menyambut peringatan Hari Tiroid Sedunia.