Di tengah berbagai upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba di Indonesia, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN memainkan peran penting dengan fokus pada membangun pertahanan dari dalam, yaitu melalui keluarga dan komunitas. Data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sulawesi Utara menunjukkan bahwa ada 186 orang yang terindikasi melakukan penyalahgunaan narkoba, dengan dua di antaranya dalam kondisi bahaya. Hal ini menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus narkoba.
Meskipun bukan lembaga utama yang menangani penyalahgunaan narkoba, Kemendukbangga memposisikan diri sebagai garda terdepan dalam upaya preventif. Mereka berfokus pada membangun ketahanan keluarga dan masyarakat yang mampu menangkal pengaruh negatif seperti narkoba, serta mendukung reintegrasi sosial bagi pengguna yang telah direhabilitasi. Salah satu pendekatan kunci yang dijalankan Kemendukbangga adalah melalui penguatan ketahanan keluarga melalui program seperti Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Bina Keluarga Balita (BKB). Program ini bertujuan untuk memperkuat komunikasi keluarga dan mencegah perilaku berisiko, termasuk penyalahgunaan narkoba.
Sementara itu, peran aktif kader keluarga berencana juga dimanfaatkan untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat di tingkat desa, sekolah, dan kelompok komunitas. Penyuluhan tersebut tidak hanya membahas bahaya narkoba, tetapi juga pentingnya membangun hubungan sehat dalam keluarga dan mendampingi anak-anak selama masa tumbuh kembang mereka. Dengan kerjasama lintas sektor dan fokus pada penguatan ketahanan keluarga, Kemendukbangga berperan vital dalam memitigasi masalah penyalahgunaan narkoba di Indonesia.
