Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengungkapkan bahwa salah satu sumber pendapatan yang akan digunakan untuk membiayai proyek tanggul laut raksasa atau “Giant Sea Wall” adalah dari pengelolaan sampah menjadi energi listrik. Dalam acara Jakarta Future Festival di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Pramono mengungkapkan bahwa APBD DKI Jakarta saat ini mencapai Rp91 triliun dan diharapkan terus bertambah di tahun mendatang.
Saat ini, SiLPA DKI Jakarta rata-rata sebesar Rp5-6 triliun dengan realisasi sekitar Rp2-3 triliun. Pramono menyebutkan bahwa pembangunan Giant Sea Wall sepanjang 19 km akan memerlukan belanja sekitar Rp5 triliun setiap tahunnya. Dia menyoroti pentingnya proyek panjang ini yang akan membawa manfaat yang signifikan.
Pramono juga menjelaskan bahwa pengolahan sampah menjadi energi akan dilakukan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Dengan adanya empat PLTS yang direncanakan oleh Pemprov DKI, diharapkan persoalan sampah dapat terselesaikan. Pendapatan dari proyek ini nantinya akan digunakan untuk membiayai pembangunan Giant Sea Wall.
Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto juga telah meminta dukungan dari Gubernur DKI Jakarta dalam pembangunan proyek tanggul laut raksasa ini. Proyek ini melibatkan biaya yang sangat besar, namun diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar pula. kesimpulannya, adalah pengelolaan sampah menjadi energi listrik akan menjadi salah satu sumber dana untuk pembangunan Giant Sea Wall yang akan membawa banyak manfaat bagi Jakarta dan sekitarnya.