HomeKesehatanMakanan Terbuang: Dampak pada Kelaparan Kronis

Makanan Terbuang: Dampak pada Kelaparan Kronis

Indonesia merupaka penyumbang sampah makanan terbesar kedua di Asia, menurut Direktur Kewaspadaan Pangan dari Badan Pangan Nasional, Nita Yulianis. Data dari laporan FAO (Food and Agriculture Organization) pada 2023 menunjukkan bahwa lebih dari 1,3 miliar ton makanan terbuang setiap tahun secara global, setara dengan sepertiga produksi pangan dunia. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan komunitas untuk mengambil langkah konkret dalam mengurangi sampah makanan, seperti yang disampaikan Nita pada peringatan Hari Gastronomi Berkelanjutan di Jakarta.

Sekretaris Jenderal Indonesian Gastronomy Community (IGC), dr. Ray Wagiu Basrowi, juga menyoroti ironi terkait dengan banyaknya sampah makanan dan masih tingginya angka kelaparan kronis di dunia. Ironisnya, jumlah orang yang mengalami kelaparan kronis mencapai lebih dari 735 juta orang di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Hal ini menjadi perhatian serius, karena limbah makanan juga berkontribusi hingga 8 hingga 10 persen emisi gas rumah kaca secara global.

IGC sebagai sebuah komunitas telah memulai gerakan untuk mengedukasi dan mengontrol pengurangan sisa makanan, mulai dari tingkat rumah tangga. Data dari United Nations Environment Programme (UNEP) Food Waste Index 2024 menunjukkan bahwa 61 persen dari 931 juta ton makanan yang terbuang pada tahun 2019 berasal dari rumah tangga. Tindakan sederhana seperti mengurangi 50 gram limbah makanan per hari di rumah tangga dapat memiliki dampak besar. Diperkirakan sekitar 470 ribu ton makanan dapat diselamatkan setiap tahun, cukup untuk memberi makan 2 juta orang miskin. Upaya ini akan semakin signifikan apabila pengurangan limbah makanan di rumah tangga dapat melebihi 50 gram per hari.

Source link

ARTIKEL TERKAIT

paling populer