Sifilis, juga dikenal sebagai “raja singa”, merupakan infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini sangat serius karena dapat menyebabkan komplikasi jika tidak diobati dengan benar. Penularannya biasanya terjadi melalui kontak seksual dengan penderita, bahkan melalui luka atau lesi yang tidak terlihat.
Sifilis memiliki empat stadium perkembangan, yaitu primer, sekunder, laten, dan tersier, dengan gejala yang berbeda-beda pada setiap tahapnya. Dalam pengenalan ciri tiap tahap, penting untuk memastikan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang efektif.
Pada tahap primer, biasanya muncul luka awal (chancre) yang tidak nyeri di area masuknya bakteri. Gejala ini bisa muncul dalam rentang waktu 10-90 hari setelah terpapar. Selain itu, kelenjar getah bening di sekitar lokasi luka juga bisa membengkak tanpa rasa nyeri.
Tahap sekunder terjadi sekitar 2-8 minggu setelah tahap primer, atau setelah luka sembuh. Gejala yang khas seperti ruam tubuh, bercak lendir di mulut atau genital, serta gejala sistemik lainnya seperti demam, nyeri otot, sakit tenggorokan, dan kelelahan.
Setelah fase sekunder, pasien memasuki tahap laten dimana tidak ada keluhan klinis, meskipun bakteri masih tetap ada dalam tubuh. Fase ini bisa berlangsung bertahun-tahun dan bisa menulari orang lain, terutama pada fase laten awal.
Tahap tersier muncul setelah 10-30 tahun dari infeksi awal jika tidak diobati. Komplikasi serius yang dapat timbul termasuk gumma, peradangan pada aorta, dan neurosifilis yang dapat menyebabkan berbagai masalah neurologis.
Deteksi dan penanganan dini sifilis sangat penting untuk mencegah komplikasi serius. Diagnosis dapat dilakukan melalui tes darah dan pengobatan utamanya adalah dengan antibiotik, terutama penisilin. Pencegahan juga sangat penting dengan menggunakan kondom, menjaga hubungan monogami, dan melakukan skrining rutin bagi individu berisiko.
Jika Anda memiliki gejala atau kekhawatiran mengenai sifilis, segera konsultasikan dengan dokter spesialis kulit dan kelamin untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat dapat mencegah komplikasi jangka panjang yang berpotensi fatal.