Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menekankan pentingnya persiapan langkah antisipatif dalam menghadapi dampak konflik global terhadap ekonomi Indonesia. Menurutnya, langkah antisipatif harus dipersiapkan dengan baik untuk melindungi warga negara dari dampak ekonomi akibat konflik global. Hal ini disampaikan saat membuka diskusi daring bertema “Dampak Ekonomi Keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Israel dan Iran 2025” yang diselenggarakan oleh Forum Diskusi Denpasar 12.
Dalam diskusi tersebut, dibahas mengenai pengaruh kenaikan harga minyak dan gas sebagai dampak konflik antara Israel dan Iran terhadap ekonomi global, termasuk Indonesia. Untuk itu, diperlukan penguatan kebijakan fiskal dan pemenuhan kebutuhan energi agar ekonomi Indonesia terlindungi. Langkah-langkah strategis dalam sektor ekonomi juga didorong dengan semangat melindungi warga negara.
Wakil Ketua Komisi XII DPR RI, Sugeng Suparwoto, menekankan pentingnya asumsi makro yang melibatkan sektor energi dalam perhitungan APBN. Mengingat Indonesia sebagai pengimpor minyak, mitigasi yang cermat terhadap kondisi global diperlukan untuk mencegah dampak negatif terhadap APBN. Harga minyak dunia yang saat ini stabil di bawah harga patokan di APBN menjadi hal bersyukurnya.
Upaya efisiensi dan penggunaan energi baru terbarukan juga disarankan untuk meredam dampak gejolak harga BBM akibat konflik global. Para pemangku kepentingan, pakar, dan masyarakat diharapkan dapat bekerja sama untuk menghasilkan solusi dalam mengatasi dampak ekonomi tersebut. Tindakan pencegahan dan kolaborasi menjadi kunci dalam menghadapi gejolak ekonomi global yang mungkin terjadi di masa depan.