Kisah dari Babad Diponegoro tetap relevan hingga saat ini, membawa pesan-pesan tentang kejujuran, kerja keras, dan ketekunan dalam berjuang. Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) E Aminudin Aziz menyampaikan bahwa catatan-catatan dalam Babad Diponegoro memiliki nilai pembelajaran yang berharga bagi generasi muda. Dalam upaya mengungkapkan hakikat perlawanan Pangeran Diponegoro, Perpusnas hadir dengan dokumentasi primer yang bisa dipertanggungjawabkan secara akademik. Pameran 200 Tahun Perang Jawa di Perpusnas menghadirkan berbagai artefak dan versi-versi Babad Diponegoro, dari naskah kuno, surat pribadi, hingga koleksi literatur langka. Pengunjung diundang untuk menyaksikan dan membaca sejarah masa lalu yang menjadi bahan renungan demi membangun Indonesia lebih jaya. Selain itu, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan potensi cerita-cerita dalam Babad Diponegoro untuk diangkat ke dalam bentuk film demi menyebarkan ekspresi budaya secara lebih aktual. Pameran juga akan dihadirkan dalam versi digital melalui platform Google Arts and Culture untuk memungkinkan akses yang lebih interaktif terhadap warisan sejarah bangsa. Acara “200 tahun Perang Jawa” juga menghadirkan sejumlah tokoh nasional dan internasional yang berperan penting dalam bidang sejarah, budaya, seni, dan kebangsaan, untuk meninjau relevansi Perang Jawa bagi masa depan Indonesia.