Mungkin Anda pernah merasa menyesal setelah berbagi cerita dengan teman atau keluarga, khawatir apakah Anda terlalu banyak berbicara. Pertanyaan ini sering kali menghantui pikiran Anda setelah pertemuan tersebut. Berbagi cerita dapat membuat Anda merasa lega, namun terkadang tanpa disadari Anda bisa melewati batas dan membagikan informasi yang seharusnya tidak perlu. Oversharing, seperti yang dikenal, dapat memiliki dampak negatif seperti dicap sebagai orang yang tidak bisa menjaga rahasia.
Sebagai makhluk sosial, manusia berkomunikasi dengan orang lain. Namun, jika oversharing terjadi secara terus menerus, hal ini bisa menjadi masalah. Dr. Jenny Shields, seorang psikolog di Texas, mengungkapkan 7 ciri-ciri oversharing, salah satunya adalah merasa perlu selalu mengisi keheningan dalam percakapan. Menurut Shields, obrolan yang ideal adalah yang alami dan saling memberi ruang untuk berbicara, bukan sekadar untuk mengisi keheningan.
Hal ini dapat membingungkan, terutama untuk menentukan apakah bercerita tersebut masih dalam batas “normal” atau sudah mencapai tahap oversharing. Oleh karena itu, penting untuk memiliki kesadaran akan batasan dalam berbagi cerita dengan orang lain. Jaga privasi Anda dan pastikan cerita yang dibagikan tetap relevan dan tidak melampaui batas yang seharusnya. Membangun keterbukaan dalam komunikasi adalah hal yang baik, namun tentu saja harus dilakukan dengan bijaksana.