Peneliti menyoroti bahwa polusi udara merupakan faktor risiko yang dapat dikendalikan, tidak seperti usia dan genetika. Mereka menegaskan bahwa kebijakan udara bersih berperan penting dalam menjaga kesehatan otak. Studi ini menambahkan bukti kuat dari riset sebelumnya yang menunjukkan adanya partikel PM2.5 di otak manusia yang terkait dengan kerusakan terkait Alzheimer dan penurunan tingkat kecerdasan. Profesor Charles Swanton dari Francis Crick Institute menilai pentingnya penelitian ini karena menghubungkan paparan lingkungan dengan patologi penyakit, membuka pintu untuk pemahaman yang lebih mendalam tentang dampak polusi udara terhadap otak. Sebagai pemimpin proyek Rapid (Role of Air Pollution in Dementia), Swanton menekankan perlunya kesadaran akan risiko penyakit seperti demensia akibat polusi udara untuk mengurangi beban kesehatan masyarakat. Dengan hasil temuan ini, para ahli berharap akan mendorong langkah-langkah konkret dalam meningkatkan kualitas udara secara global.