Kapulaga adalah rempah yang berasal dari keluarga Zingiberaceae, sejenis jahe dan kunyit. Rempah ini mengandung berbagai fitokimia seperti fenol, flavonoid, terpenoid, sterol, tanin, dan alkaloid. Menurut studi terbaru oleh Cárdenas Garza et al. (2021), ekstrak kapulaga mengandung α-terpinyl acetate sebagai senyawa dominan, diikuti oleh linalool, 9-hexacosene, dan α-terpineol, yang memiliki sifat antiinflamasi, antioksidan, dan antimikroba.
Senyawa-senyawa ini bekerja dengan cara menekan ekspresi sitokin proinflamasi seperti IL-6 dan TNF-α, yang dapat meningkat saat tubuh mengalami infeksi atau peradangan kronis. Dengan menghambat jalur inflamasi ini, kapulaga dapat membantu menurunkan risiko penyakit degeneratif seperti arthritis, diabetes, dan bahkan kanker.
Untuk memperoleh manfaat maksimal dari kapulaga, bisa digunakan sebagai teh herbal dengan 3-4 buah kapulaga seduh dengan air panas untuk efek pencernaan dan relaksasi. Selain itu, kapulaga juga bisa ditambahkan ke dalam masakan seperti sup, nasi briyani, atau tumisan untuk meningkatkan aroma dan nilai antioksidan makanan. Penggunaan minyak esensial kapulaga juga dapat membantu meredakan stres dan melegakan pernapasan, sementara suplemen herbal ekstrak kapulaga dalam bentuk kapsul juga tersedia di pasaran.
Menurut World Health Organization (WHO), penggunaan kapulaga aman selama berdasarkan bukti ilmiah dan dosis yang wajar. Namun, bagi individu dengan kondisi medis tertentu, lebih baik berkonsultasi dengan tenaga kesehatan sebelum mengonsumsi kapulaga. Kapulaga juga dapat digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol jahat dan trigliserida, serta membantu dalam program penurunan berat badan ketika dikombinasikan dengan pola makan sehat. Jadi, kapulaga bukan hanya sebagai rempah dapur biasa, namun juga memiliki manfaat kesehatan yang signifikan.
