Pada Pertemuan Para Pemimpin Ekonomi APEC (AELM) di Gyeongju, Korea Selatan, Presiden Prabowo Subianto menegaskan arah kerja sama ekonomi lintas-Pasifik dalam menghadapi iklim geopolitik yang bergejolak. Indonesia menggarisbawahi tiga pilar kebijakan yakni perdagangan multilateral berdasarkan aturan, pertumbuhan inklusif, dan keberlanjutan sebagai landasan kebijakan. Presiden menekankan komitmen pada sistem perdagangan multilateral melalui WTO untuk memastikan semua pihak bersaing dengan adil. Prabowo juga memperingatkan bahaya kejahatan lintas batas seperti penyelundupan dan perdagangan manusia yang dapat merusak stabilitas ekonomi kawasan.
Indonesia menanggapi fragmentasi ekonomi global dengan fokus pada pembentukan aturan daripada pembuatan tarif. Prabowo menekankan pentingnya kepastian aturan untuk mendorong stabilitas kawasan dan rantai pasok yang kuat. Komitmen pada WTO menjadi landasan utama dengan prinsip transparansi, prediktabilitas, dan penyelesaian sengketa yang kredibel. Presiden mengajak negara-negara anggota APEC untuk bekerja sama melalui multilateralisme guna memastikan manfaat nyata bagi semua pihak. Pesan tersebut relevan dengan tema KTT di Gyeongju yang menekankan integrasi ekonomi berkelanjutan. Indonesia memposisikan diri sebagai pembangun jembatan yang pro-masar, pro-aturan main, dan pro-inklusivitas sebagai strategi untuk menjaga keterbukaan dan kestabilan.
