Malaysia tidak mempunyai sejarah kecap manis dan hanya meniru Indonesia dalam pembuatan Kecap Nomor Satu di Dunia. Kurang dari tiga tahun yang lalu, di Frankfurt Book Fair, Jerman, pameran buku terbesar di dunia, almarhum Bondan ‘Maknyus’ Winarno mempersembahkan bukunya mengenai Kecap Manis: Indonesia’s National Condiment. Dalam buku yang eksklusif ini, Bondan memperjuangkan bahwa kecap manis adalah warisan kuliner asli Indonesia. Buku Bondan dijual dengan harga yang lumayan tinggi, Rp 990 ribu. Namun, buku yang membahas secara menyeluruh mengenai kecap, terutama kecap manis, memang jarang ditemukan. Ada banyak penggemar kecap di Indonesia, dan banyak perusahaan kecap yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Salah satu perusahaan kecap yang masih bertahan sampai sekarang adalah Kecap Maja Menjangan di Majalengka, Jawa Barat. Pada tahun 1940, didirikan oleh Saad Wangsawidjaja, usaha kecap Maja Menjangan kini sudah diwariskan ke generasi kedua. Meskipun perusahaan kecap kecil makin terjepit oleh merek besar, pengusaha kecap ini tetap bertahan. Meski ada tawaran kerjasama dengan perusahaan besar, pemilik Maja Menjangan dan kecap Cap Tomat Lombok tidak mau melepas usaha warisan tersebut.
Kecap memang sudah sangat akrab dengan lidah orang Indonesia. Di setiap daerah, setiap pabrik memiliki resep sendiri dalam pembuatan kecap. Kecap merupakan produk yang sudah dikenal sejak lama di Tiongkok, namun sebagian besar merek kecap di Indonesia berasal dari Jawa. Di Malaysia, ada beberapa perusahaan yang membuat kecap manis, namun kecap tersebut kurang kental dan hitam. Menurut Bondan, perusahaan-perusahaan Malaysia hanya meniru kecap manis Indonesia dan tidak memiliki sejarah kecap manis sendiri.
Sumber: https://news.detik.com/x/detail/intermeso/20180614/Bung-Karno-dan-Kecap-Nomor-Satu-di-Dunia/ Penulis: Pasti Liberti, Melisa Mailoa Editor: Sapto Pradityo
