Setelah melakukan hubungan intim, seseorang menjadi junub besar dan harus mandi wajib untuk menyucikan diri. Kesucian dari junub besar adalah syarat penting untuk melaksanakan shalat dan ibadah lainnya. Namun, seringkali orang merasa malas atau menunda-nunda mandi wajib.
Apakah boleh menunda mandi wajib setelah hubungan intim? Menurut Kementerian Agama Republik Indonesia, sebenarnya tidak masalah bagi orang yang junub untuk menunda mandi wajib. Hal ini bisa dipengaruhi oleh berbagai alasan seperti cuaca dingin, kesibukan, dan sebagainya.
Ada sebuah hadis dari Abu Hurairah ra yang mengisahkan bahwa Nabi Muhammad SAW bertemu dengannya ketika ia masih junub. Abu Hurairah kemudian pergi untuk mandi, dan Nabi SAW mencarinya. Ketika Abu Hurairah kembali, Nabi SAW bertanya darimana ia berasal, dan Abu Hurairah menjawab bahwa ia tidak nyaman duduk bersama Nabi SAW dalam kondisi junub sehingga ia mandi terlebih dahulu. Nabi SAW kemudian menjawab bahwa seorang mukmin tidaklah najis.
Umat Muslim sebentar lagi akan merayakan Hari Raya Idul Fitri. Sebelumnya, mandi wajib sering dilakukan sebagai persiapan. Beberapa orang menganggap mandi wajib sebagai keharusan. Bagaimana sebenarnya hukumnya?
