Dalam sebuah pernyataan yang sama, Dosen Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (Fishum) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Very Julianto, membahas tentang orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Menurutnya, ODGJ masih kurang mendapatkan perlakuan yang layak dari masyarakat. Banyak di antara mereka yang dipasung, dikurung, bahkan dibuang dan dibiarkan mengembara di jalanan.
“Ini menunjukkan bahwa penanganan kesehatan mental di Indonesia sangat memprihatinkan,” kata Very.
Untuk mengantisipasi fenomena ini, lanjut Very, penting untuk memberlakukan hukum bagi pelaku kekerasan terhadap ODGJ seperti yang memasung atau mengkurung. Sebab, selama ini masyarakat menganggap tindakan tersebut sebagai hal yang wajar.
“Tetapi sebetulnya ada cara lain yang bisa dilakukan oleh masyarakat yang lebih sehat dan manusiawi,” ujarnya.
Very menekankan bahwa pemerintah sebagai penyelenggara negara harus bertanggung jawab terhadap ODGJ yang tertinggal di jalanan. Dia menegaskan bahwa pemerintah perlu serius dalam menangani mereka, seperti meningkatkan program reintegrasi dan rehabilitasi.
“Rehabilitasi sendiri tidak cukup, karena setelah keluar dari panti rehabilitasi, ODGJ perlu memiliki keterampilan untuk bertahan hidup. Bahkan, terkadang keluarga tidak mau mengakui mereka.”
“Mereka perlu diberikan pekerjaan serta layanan kesehatan mental yang berkelanjutan agar tidak kembali kambuh,” jelasnya.
