DKI Jakarta menduduki posisi pertama sebagai kota besar paling berpolusi di dunia pada Sabtu pagi. Data dari situs pemantau kualitas udara IQAir menunjukkan bahwa Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta pada pukul 05.45 WIB berada di angka 196, masuk dalam kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2.5 dan konsentrasi 119,5 mikrogram per meter kubik. Tingkat kualitas udara tersebut dapat merugikan manusia, hewan, tumbuhan, dan nilai estetika. Kota dengan kualitas udara terburuk setelah Jakarta adalah Kinshasa, Kongo-Kinshasa, Lahore, Pakistan, Kota Medan, dan Kota Batam.
Dalam menghadapi kondisi udara yang buruk, disarankan kepada masyarakat untuk menghindari aktivitas di luar ruangan. Jika tidak memungkinkan, gunakan masker dan tutup jendela untuk melindungi diri dari udara yang kotor. Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta berencana meniru langkah dari kota besar lain seperti Paris dan Bangkok dalam menangani polusi udara. Mereka akan meningkatkan jumlah Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) agar dapat melakukan intervensi yang lebih cepat dan akurat. Kerjasama dari berbagai pihak diperlukan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kualitas udara di Jakarta dan mencegah dampak buruknya pada kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.
