Anemia dan stunting masih menjadi perhatian serius dalam kesehatan anak-anak di Indonesia, menurut Survei Kesehatan Indonesia 2024. Data menunjukkan bahwa 23,8% anak di bawah usia lima tahun mengalami anemia, utamanya disebabkan oleh kekurangan zat besi. Sementara itu, angka stunting mencapai 19,8%, melebihi target pemerintah yang seharusnya di bawah 14%.
Nutrisi menjadi faktor kunci dalam kedua masalah ini, namun seringkali sulit dideteksi sejak dini. Dr. Ray Wagiu Basrowi, Direktur Medis & Ilmiah Nutricia Sarihusada, menekankan pentingnya pencegahan sebagai langkah awal yang efektif dalam menjaga kesehatan anak. Menurutnya, investasi dalam pencegahan dapat memberikan dampak besar dalam mengurangi biaya perawatan kesehatan yang lebih mahal di kemudian hari.
Nutricia Sarihusada telah memperkenalkan inovasi Kalkulator Zat Besi sebagai salah satu upaya preventif. Dengan mengajukan tujuh pertanyaan sederhana, orangtua dapat mengetahui apakah anak mereka berisiko kekurangan zat besi. Metode non-invasif ini dapat membantu dalam deteksi dini anemia, sehingga intervensi yang tepat bisa segera dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan yang lebih serius pada anak.
Deteksi dini merupakan kunci utama dalam pencegahan masalah kesehatan anak, dan dengan bantuan inovasi seperti Kalkulator Zat Besi, risiko kesehatan anak dapat diidentifikasi lebih cepat untuk mencegah konsekuensi yang lebih parah. Melalui pendekatan pencegahan yang efektif, diharapkan angka anemia dan stunting pada anak-anak Indonesia dapat terus menurun.