Madinah: Kota Sehat dengan Implementasi Nilai Islam
Madinah kembali mendapatkan gelar “Kota Sehat” dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut ahli kesehatan lingkungan dr. Dicky Budiman, M.Sc.PH., Ph.D., kota sehat tidak hanya mencakup aspek fisik, tetapi juga spiritualitas dan sosial. Ia menegaskan bahwa Islam telah lama menekankan pentingnya kebersihan, pengelolaan lingkungan, dan kesehatan, dan keputusan untuk memberikan gelar tersebut kepada Madinah adalah bukti bahwa nilai-nilai Islam bisa diimplementasikan dalam tata kelola kota modern.
Kota sehat adalah cerminan iman, membawa pesan menjaga kebersihan, lingkungan, dan kesehatan sosial. Dicky menekankan bahwa bersama-sama menjaga kesehatan kota artinya menjaga kebaikan publik, dan bahwa masalah seperti polusi, sampah, sanitasi buruk, banjir, dan kemacetan bukan sekadar masalah teknis, tetapi juga masalah moral dan amanah ke-Islaman.
Untuk itu, Dicky memberikan pesan kepada kota-kota di Indonesia untuk membangun kota dengan prinsip fiqih lingkungan, menjaga air, tanah, dan udara sebagai nikmat Allah yang harus dijaga, dan mempertimbangkan kesehatan masyarakat dalam perencanaan tata kota. Selain itu, ruang terbuka hijau, transportasi ramah lingkungan, dan sanitasi harus menjadi prioritas, serta masjid dapat menjadi model green building, pusat edukasi kebersihan, dan pos kesehatan masyarakat.
Dicky juga menekankan peran penting jemaah masjid sebagai agen perubahan dalam menjaga lingkungan sekitar. Ia berpendapat bahwa para pejabat publik dengan mayoritas Islam harus menyadari bahwa kebersihan kota, kualitas udara, pengelolaan sampah, dan kesehatan masyarakat merupakan hisab (perhitungan) kepemimpinan tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Melalui implementasi nilai-nilai Islam dalam tata kelola kota, Madinah menjadi contoh yang harus diikuti oleh kota-kota lainnya.