Anggota Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih, mendorong Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk lebih mengoptimalkan kerja sama dengan inovator lokal dan lembaga riset internasional guna meningkatkan kemandirian riset di Indonesia. Salah satu contoh yang disebutkan oleh Fikri adalah seorang penemu asal Jawa Tengah yang berhasil meraih paten dari United States Patent and Trademark Office (USPTO), bahkan mampu mengungguli karya para lulusan Massachusetts Institute of Technology (MIT).
Fikri juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap bencana lingkungan yang terus terjadi, seperti tanah longsor di Wonosobo, Jawa Tengah akibat pertanian monokultur. Ia mengusulkan agar BRIN bekerja sama dengan lembaga riset internasional seperti Wageningen University & Research (WUR) asal Belanda guna membawa teknologi pertanian adaptif, contohnya metode menanam kentang di udara yang telah dikembangkan oleh WUR.
Selain itu, Fikri juga menyoroti kegagalan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Jepara yang dihalangi oleh penolakan dari LSM yang dicurigai terafiliasi dengan asing. Fikri menegaskan perlunya perencanaan program strategis BRIN yang lebih matang agar langkah-langkah yang diambil lebih realistis dan efektif.
Menurut Fikri, kolaborasi dengan inovator lokal dan lembaga riset internasional dapat membawa kemajuan signifikan dalam riset di Indonesia dan mengurangi masalah seperti bencana lingkungan serta penolakan terhadap proyek-proyek teknologi baru. Sebagai anggota Komisi X DPR RI, Fikri terus mendorong BRIN untuk mengembangkan kerja sama yang berkelanjutan demi potensi riset yang lebih baik dan kreatif di masa depan.