Monday, November 11, 2024
HomeOtomotifBaterai Blade Battery BYD: Keunggulan Teknologi Aman di Mobil Listrik

Baterai Blade Battery BYD: Keunggulan Teknologi Aman di Mobil Listrik

Blade Battery

Mobil listrik BYD menggunakan teknologi Blade Battery pada sistem penyimpanan daya listriknya.

Di Tanah Air teknologi Blade Battery tersematkan pada BYD Dolphin, Atto 3 dan Seal.

Sebagai pelopor dalam teknologi New Energy Vehicle (NEV), Blade Battery merupakan hasil dari berbagai studi, penelitian, dan pengembangan selama bertahun-tahun yang dilakukan oleh tim R&D BYD.

BYD Dolphin, Atto 3 dan Seal menggunakan baterai jenis Lithium Iron-Phosphate (LFP) dengan teknologi Blade Battery.

“Teknologi ini memiliki tingkat keamanan, daya tahan, dan performa baru, sekaligus peningkatan pemanfaatan ruang baterai. Saat ini baterai LFP dengan Blade Battery yang ada di mobil listrik BYD adalah baterai paling aman di dunia,” kata Tatsuya Mikami, Chief Advisor BYD Auto Japan dalam acara BYD Tech Auto Talks di IIMS 2024.

Dikatakan Tatsuya, Blade Battery memiliki keunggulan lain yakni tampak seperti susunan pisau yang terbukti dapat memberikan tingkat keamanan jauh lebih tinggi dibandingkan baterai lithium-ion biasa.

Seperti yang bisa ia perlihatkan, saat pengetesan ditusuk jarum, baterai LFP dengan Blade Battery aman tidak terbakar meski ada peningkatan suhu mencapai 60 derajat celcius.

Baterai ini juga mampu bertahan dalam kondisi uji ekstrem lainnya, seperti ditekuk, dipanaskan hingga 300 derajat celsius, dan tertindih beban sebesar 260% dari berat baterainya.

“Tidak ada insiden kebakaran atau ledakan yang terjadi, menjadikan BYD Blade Battery sebagai teknologi tertinggi dalam aspek keamanan untuk pasar kendaraan listrik yang sedang berkembang,” terangnya.

Baca juga: Jadi Raja Mobil Listrik China, BYD Mau Buat Rekor Baru di Indonesia

Blade Battery

BYD Blade Battery

Ada tiga hal yang menyebabkan terjadinya kebakaran, yakni; sumber panas, oksigen, dan bahan bakar. Di dalam baterai itu harus bebas nggak ada oksigen.

“Sementara itu baterai NCM (Nickel Cobalt Manganese) memiliki oksigen, dan saat ditusuk oksigen tersebut keluar kemudian mengembung dan terjadinya ledakan,” kata Tatsuya.

Keunggulan lain dari baterai LFP yakni biaya yang lebih murah, serta memiliki kinerja lebih baik dibanding baterai berbahan baku nikel.

“LFP secara alami memiliki stabilitas termal yang sangat baik dan bebas kobalt secara substansial. Baterai lithium-ion besi fosfat juga disebut baterai LFP, dengan L menunjukkan lithium, F menunjukkan besi, dan P menunjukkan fosfor,” jabarnya.

Oh iya, teknologi Blade Battery pada mobil listrik BYD punya lima kelebihan, yaitu; Super Safety, Super Strength, Super endurance mileage, Super lifetime, dan Super Power.

  1. Super Safety: Sangat aman, baterai LFP yang didesain dengan delapan dimensi dan empat lapisan keamanan.
  2. Super Strength: Dilapisi dengan rancangan struktur Honeycomb berbahan aluminum
  3. Super Endurance Mileage : Peningkatan TCPP 50% dengan mudah menjangkau 600 km.
  4. Super Lifetime: Menggunakan sistem kimia LDN untuk menghasilkan siklus hidup baterai yang unggul.
  5. Super Power: Pengisian ulang 20 menit sebesar 70% untuk mendukung 9 detik akselerasi.

Baca juga: Mobil Listrik BYD di Indonesia Pakai e-Platfrom 3.0 dan CTB Technology, Apa Hebatnya?

Jika Blade Battery Mobil Listrik BYD Rusak

Blade Battery

Blade Battery dengan Cell-to-body (CTB)

Blade Battery pada mobil listrik BYD dilindungi oleh beberapa lapisan untuk membuatnya aman.

Sebagai informasi, Dolphin dan Atto 3 menggunakan baterai dengan ukuran lebih kecil, sedangkan pada Seal jenis baterianya lebih besar sehingga ada perbedaan dari pemasangan atau penempatan dari Blade-nya tersebut.

Apabila mengalami kerusakan atau penurunan performa pada baterai, pemilik diharuskan menggantinya per pack.

“BYD Seal yang ada di Jepang untuk satu baterainya memakai 104 Blade. Kalo misalnya terjadi penurunan performance baterai, kita tidak mengganti baterai per Blade. Meski begitu jangan khawatir, ada jaminan untuk baterai sampai 8 tahun. Misalnya terjadi sesuatu sama baterai, kemungkinan terjadi kecelakaan, misalnya baterai rusak ada tindakan dimana harus mengganti baterai,” tukasnya.

Memang dituliskan bahwa untuk setiap unit BYD Dolphin, BYD Atto 3, dan BYD Seal, BYD memberikan garansi selama enam tahun atau 150.000 km untuk kendaraan, delapan tahun atau 160.000 km dengan State of Health (SoH) ≥ 70% untuk traksi baterai, dan delapan tahun atau 150.000 km untuk unit penggerak (drive unit).

Guna menjaga keawetan performa baterai, pemilik mobil listrik BYD disarankan untuk melakukan pengecasan ketika kondisi baterai di angka 30%.

Terkait dengan kerusakan baterai, biasanya melakukan pengecasan kembali ketika baterai di bawah 100% seperti sekitar 80% biar kembali 100% dan mobil bisa dipakai dengan jarak lebih jauh.

Tetapi jika sering charging sampai 100% juga bikin baterai cepat rusak, sehingga baiknya melakukan pengecasan ketika di 30% dan mencabutnya sebelum 100%.

“Namun untuk baterai LFP bila dicharging puluhan kali akan tetap aman karena suhunya hangat,” tutup Tatsuya.

Baca juga: Mengenal Teknologi E-Platform 3.0 dan 8 in 1 Powertrain dari BYD, Punya Fitur Pintar Biar Lebih Aman

@autofun.indonesia Ngulik fitur unik di BYD Seal! #mobillistrik #mobilbaru #bydseal #byd #reviewmobil ♬ ACDC style hard rock(1021726) – Canal Records JP

Source link

ARTIKEL TERKAIT

paling populer