Home Berita Peninsula Stone

Peninsula Stone

0

Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com – SAYA mampir Batam: dalam perjalanan ke makam Opung TB Silalahi di Balige. Saya ingin tahu perkembangan di Batam: khususnya soal pelabuhan kontainer pertama di sana. Kelihatannya menggelikan: baru sekarang Batam memiliki pelabuhan kontainer. Lantas ngapain saja Batam selama ini –termasuk para menteri negara selama 40 terakhir. Juga menteri yang kelak –di tahun 2018 –rajin menulis di Disway sampai hari ini. Tentu sudah pernah ada kontainer yang masuk Batam. Namun, dibawa oleh kapal kecil. Itu karena pelabuhannya hanya sedalam 6 meter. Ukuran kontainernya pun yang kecil: 20 feet. Tidak bisa yang 40 feet. Dari dalam kapal kecil, kontainer kecil itu diangkat dengan crane kecil. Crane manual. Kuno. Masih harus ada orang yang naik ke kontainer untuk memasang tali di empat sudutnya. Alangkah ketinggalannya Batam. Terutama kalau dibandingkan dengan pelabuhan di seberang sana: Singapura, padahal dari pelabuhan peti kemas Batam ini Anda bisa melihat Singapura. Begitu dekat jaraknya. Begitu jauh bedanya.

Baru di akhir pemerintahan Jokowi keputusan diambil: pelabuhan Batu Ampar dijadikan pelabuhan peti kemas. Inilah satu-satunya pelabuhan peti kemas di Batam. Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Exit mobile version