Home Kesehatan Kenali Perbedaan Antara Gangguan Pemrosesan Sensorik yang Sensitif dan Kurang Sensitif

Kenali Perbedaan Antara Gangguan Pemrosesan Sensorik yang Sensitif dan Kurang Sensitif

0

Sistem saraf manusia memainkan peran penting dalam mentransmisikan informasi ke otak, termasuk stimuli seperti suara, cahaya, sentuhan, dan gerakan. Namun, ada saat-saat di mana terjadi gangguan dalam pemrosesan informasi ini, yang dikenal sebagai gangguan pemrosesan sensorik atau sensory processing disorder (SPD).

Gangguan ini mengakibatkan otak salah menginterpretasikan atau merespons stimulus sensorik, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kemampuan anak dalam belajar dan berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut psikolog klinis Rosdiana Setyaningrum, gangguan sensorik pada masa perkembangan anak hingga dewasa dapat menghambat kemampuan mereka dalam fokus belajar, bekerja, dan mengolah informasi dengan efisien.

SPD dapat terjadi dalam dua bentuk: gangguan sensorik yang lebih sensitif, dan yang kurang sensitif. Kedua kondisi ini dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari anak, mulai dari keterampilan motorik kasar dan halus hingga kemampuan sosial dan emosional.

Gangguan sensorik yang sensitif bisa sangat mengganggu, seperti halnya ketika mendengarkan radio dan harus memilih dari suara 1 hingga 10. Bagi anak-anak atau orang dengan sensitivitas sensorik yang tinggi, semuanya terdengar seperti volume 9 atau 10. “Kita dengar suara di ruangan ada AC, orang bicara, dan teman di sebelah juga bicara, tetapi kita bisa fokus mana yang perlu didengarkan,” kata Rosdiana. “Bagi yang sensoriknya sensitif, semua terdengar begitu keras sehingga sulit untuk fokus pada apa yang seharusnya didengar,” tambahnya. Hal itulah yang kemudian membuat kepala menjadi pusing dan sulit berkonsentrasi.

Source link

Exit mobile version