Sebuah studi klinis terbaru yang dilakukan oleh para peneliti internasional terhadap teknologi terbaru stent Bioadaptor, menunjukkan bahwa teknologi tersebut memiliki tingkat kegagalan yang lebih rendah daripada teknologi stent DES (Drug Eluting Stent). Para peneliti yang dipimpin oleh Profesor Shigeru Saito dari Jepang menemukan bahwa Bioadaptor lebih efektif bagi pasien jantung yang masih muda atau yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes.
Studi klinis selama 24 bulan membandingkan antara stent Bioadaptor dengan stent DES. Hasil studi tersebut diumumkan dalam konferensi Intervensi Kardiovaskular EuroPCR 2024.
Selama hampir 40 tahun terakhir, berbagai cara dan inovasi telah dilakukan untuk mengatasi masalah jantung. Prosedur percutaneous coronary intervention (PCI) pertama kali dilakukan sekitar 40 tahun yang lalu untuk melebarkan pembuluh darah yang menyempit dengan memasukkan stent ke dalam pembuluh darah.
Meskipun efektif dalam melebarkan pembuluh darah, seringkali metode ini dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang kembali atau restinosis. Kemudian, metode stent bersalut obat yang dikenal sebagai DES muncul sebagai upaya untuk mengurangi risiko restenosis. Metode ini bekerja dengan melepaskan obat-obatan ke pembuluh darah yang telah terbukti memberikan hasil yang lebih baik.
Namun, komplikasi jangka panjang tetap tak terhindarkan pada penggunaan DES. Sekitar 20 persen pasien masih mengalami penyempitan pembuluh darah setelah 5 hingga 10 tahun pasca prosedur PCI. Stent permanen DES dapat membatasi pergerakan alami dan kemampuan pembuluh darah untuk beradaptasi, sehingga meningkatkan risiko kejadian klinis seperti serangan jantung, gagal jantung, dan pemasangan stent ulang.
Risiko penyempitan pembuluh darah ini bahkan 2 kali lebih tinggi pada pasien jantung yang juga menderita diabetes. Oleh karena itu, inovasi terbaru stent Bioadaptor memberikan harapan baru bagi pasien jantung, terutama bagi yang memiliki diabetes. Hasil uji klinis Bioadaptor menunjukkan tingkat keamanan dan efektivitas yang lebih baik dalam mengatasi penyumbatan pembuluh darah serta dalam mendukung kesehatan jantung jangka panjang.
