Pemerintah Thailand siap memberikan insentif kepada produsen otomotif lokal yang memproduksi mobil hybrid, sebagai langkah mendukung percepatan pembangunan ekosistem mobil listrik. Diharapkan insentif ini dapat menarik investasi baru sebesar 50 miliar baht atau sekitar Rp22,6 triliun.
Niatan pemerintah Thailand ini disambut hangat oleh Sekretaris Jenderal Dewan Investasi Thailand, Narit Therdsteerasukdi, karena dapat mendukung transisi industri otomotif menuju elektrifikasi kendaraan dan pengembangan rantai pasokan di masa depan. Dengan investasi ini, Thailand berpotensi menjadi pusat produksi mobil listrik dan suku cadang.
Untuk mendapatkan tarif pajak cukai yang lebih rendah, produsen harus memenuhi beberapa syarat, seperti melakukan investasi minimal sebesar 3 miliar Baht di Thailand selama periode 2024-2027. Selain itu, kendaraan yang diproduksi harus memenuhi standar emisi karbon dioksida yang ketat dan menggunakan suku cadang utama yang diproduksi di Thailand. Selain itu, kendaraan harus dilengkapi dengan 4 dari 6 Sistem Bantuan Pengemudi Canggih.
Meskipun Thailand memberikan insentif untuk mobil hybrid, nasib mobil hybrid di Indonesia masih belum jelas. Pemerintah Indonesia masih mengupayakan insentif pada PPnBM mobil hybrid untuk mendukung transisi menuju era netralitas karbon. Dibandingkan dengan Thailand, pajak mobil hybrid di Indonesia masih tinggi, tetapi penjualan diperkirakan akan tetap meningkat.
Di Indonesia, banyak produsen mobil hybrid Electric Vehicle (HEV) yang dikenakan pajak hingga 33 persen dan Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) mencapai 30 persen. Meskipun demikian, penjualan mobil hybrid diperkirakan akan terus meningkat karena masyarakat mulai menyadari keuntungan dari mobil hybrid yang lebih hemat bahan bakar dan memiliki emisi gas buang yang lebih baik.
Beberapa daftar harga mobil hybrid di Indonesia antara lain GWM Tank 500 HEV seharga Rp1,19 miliar, Haval H6 HEV 1.5 seharga Rp595,8 juta, Honda Accord HEV seharga Rp959,9 juta, dan lain sebagainya. Dengan potensi penjualan yang meningkat, diharapkan industri mobil hybrid di Indonesia bisa berkembang lebih pesat di masa depan.