Kamis, 1 Agustus 2024 – 10:15 WIB
Muaro Jambi, VIVA – Proses revitalisasi yang sedang berlangsung di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi. Saat ini, ada dua candi yang sedang menjalani tahap pemugaran yakni Candi Kotomahligai dan Candi Parit Duku, sementara penelitian pemugaran dilakukan di dua candi lainnya yakni Candi Sialang dan Menapo Alun-alun. Sementara 11 candi utama lainnya seperti Candi Kedaton, dan Candi Astano telah selesai dilakukan pemugaran.
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V Jambi, Agus Widiatmoko mengungkap bahwa pihaknya menargetkan proses revitalisasi akan selesai pada Oktober mendatang dan bisa langsung dibuka untuk umum.
“Ya (bisa dikunjungi masyarakat). Memang tujuan revitalisasi kita adalah untuk memberi atensi pada publik. Bahwa publik harus tahu, publik harus bisa memanfaatkan. Sehingga khasanah tentang peradaban Indonesia ini publik harus tahu, yang tadinya tidak tahu di kalangan akademis jadi tahu. Publik pun juga tahu, dan bukan semata-mata sebagai objek pariwisata. Itu yang harus dicatat, bahwa ini adalah punya nilai-nilai budaya,” kata dia kepada awak media saat ditemui di Muara Jambi, Rabu 31 Juli 2024.
Agus melanjutkan nantinya jika memang sudah dibuka oleh publik, pengunjung juga harus memerhatikan beberapa hal penting. Salah satunya adalah untuk bisa menyesuaikan dari karakter tinggalan di sini.
“Contoh ini ada kanal, ada parit, kita normalisasi. Nah bagaimana bisa dimanfaatkan? Masyarakat di sini kan punya nilai budaya. Pakai perahu tradisional, pakai dayung. Sehingga kemarin pas banjir kita bikin pasar apung di atas perahu. Jangan lagi dipakai karena alasan pariwisata diganti bebek-bebekan, kan enggak lucu,” sambungnya.
Candi Kedaton
Sementara itu, Candi Kedaton yang masuk dalam KCBN Muarajambi diketahui sudah selesai dilakukan pemugaran sendiri ternyata beberapa kali dimanfaatkan untuk foto pre wedding masyarakat. Memiliki luas kurang lebih 4.000 hektar, area Candi Kedaton sendiri memang dikelilingi banyak rerumputan hijau luas. Terdapat pula candi utama yang juga dikelilingi pepohonan besar, belum lagi hamparan luas langit biru juga akan menambah estetika foto prewedding.
Selain itu, ada juga area kolam Kedaton, yang memiliki air jernih dengan pohon besar di tengahnya.
“Ya enggak apa-apa (untuk foto pre wedding). Tapi jangan naik-naik ke candi. Misalkan oh ya (Candi) sebagai backgroundnya kan boleh-bolej aja kan,” ujar dia.
Tak hanya untuk foto preweeding saja, Candi Kedaton juga sering dimanfaatkan untuk perayaan Waisak.
“Untuk waisak itu oke. Setiap tahun ada waisak di Kedaton. Banyak-banyak manfaatnya ya, bukan sekedar objek kunjungan saja. Tapi juga ada Waisak, ritual ya. Kemudian juga bagi mereka yang mau ya silahkan aja. Tapi prinsipnya harus memperhatikan aspek pelestarian. Itu aja, ada etikanya juga,” ujar dia.
Tak hanya itu saja, yang juga menarik di area Candi Kedaton adalah adanya sumur Kedaton. Berdasarkan penelitian air sumur tersebut memiliki pH yang aman dan bisa dikonsumsi langsung tanpa harus dimasak. Ketika dicoba memang benar air tersebut memiliki sensasi segar layaknya air mineral. Selain menyegarkan, airnya juga sangat jernih sehingga sering digunakan sebagai air suci upacara keagamaan umat Budha.