Sabtu, 24 Agustus 2024 – 07:44 WIB
Jakarta, VIVA – Presiden terpilih Prabowo Subianto diminta untuk meningkatkan penyelenggaraan acara internasional di Indonesia, terutama yang terkait dengan sektor MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition). Permintaan ini datang dari berbagai kalangan industri yang percaya bahwa semakin banyak event pertemuan internasional diselenggarakan di Indonesia, semakin besar dampak positifnya terhadap ekonomi Indonesia.
Baca Juga :
Organisasi yang Didirikan Golkar Ini Siap Ikuti Ritme Partai dan Pemerintahan Prabowo-Gibran
Industri berpendapat bahwa penyelenggaraan acara internasional tidak hanya akan mendorong pertumbuhan perdagangan, investasi, dan pariwisata, tetapi juga akan menciptakan lapangan kerja yang luas, membuka pasar baru untuk produk Indonesia, meningkatkan apresiasi terhadap kebudayaan Indonesia, serta memperkuat kerja sama di berbagai bidang lainnya. Scroll lebih lanjut ya.
Menurut data tahun 2021, Indonesia telah bergabung dengan 200 organisasi internasional antar-pemerintah yang dikelola oleh 49 kementerian/lembaga. Organisasi tersebut meliputi berbagai forum internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ASEAN, dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Baca Juga :
Ajak Masyarakat Hadiri Naker Fest 2024, Kemnaker: Ayo Temukan Pekerjaan Idealmu
“Jika setiap kementerian atau lembaga mampu menarik dua pertemuan internasional untuk diselenggarakan di Indonesia, maka kita sudah memiliki 400 acara dalam satu tahun. Jika ditambah dengan acara yang diselenggarakan oleh sektor swasta dan NGO, dampak positif bagi ekonomi, tenaga kerja, dan devisa akan sangat besar,” ujar Iqbal Alan Abdullah, Ketua Umum DPP Indonesia Congress and Convention Association (INCCA).
Baca Juga :
Bupati Nina Sebut Pembangunan Kawasan Industri di Indramayu Buka Lapangan Pekerjaan
Iqbal menjelaskan bahwa acara internasional yang dimaksud tidak hanya terbatas pada pertemuan tahunan atau konferensi yang diadakan setiap 4-5 tahun, tetapi juga mencakup berbagai jenis pertemuan lain seperti pertemuan regional, pelatihan, dan rapat kerja dengan jumlah yang cukup besar.
Selain organisasi antar-pemerintah, asosiasi profesi dan organisasi non-pemerintah (NGO) juga memiliki kesempatan besar untuk menyelenggarakan pertemuan mereka di Indonesia.
“Ada banyak jenis asosiasi internasional. Misalnya, untuk bidang medis saja, terdapat banyak asosiasi profesi yang berbeda, mulai dari gigi, anestesi, tulang, mata, paru, jiwa, forensik, bedah plastik, dan lainnya. Kita harus mendorong asosiasi-asosiasi ini agar proaktif dalam membawa pertemuan mereka ke Indonesia,” ujar Iqbal.
Peningkatan sektor pariwisata MICE adalah bagian dari strategi pengembangan ekonomi, perdagangan, investasi, dan pariwisata yang telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2019 tentang Keanggotaan dan Kontribusi Indonesia pada Organisasi Internasional.
Peraturan tersebut menekankan bahwa keanggotaan dan kontribusi Indonesia dalam forum internasional bertujuan untuk meningkatkan peran dan kinerja Indonesia dalam forum internasional, mempererat hubungan antara Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain, serta meningkatkan kepercayaan masyarakat internasional terhadap Indonesia.
Dengan upaya yang tepat, diharapkan Indonesia akan menjadi tujuan utama dalam penyelenggaraan acara internasional, yang pada akhirnya akan mendorong kemajuan ekonomi nasional dan menyolidkan posisi Indonesia di dunia internasional.
Halaman Selanjutnya
Sumber : Shutterstock